Menanti Titah Jerome Powell, Tengok Saham Pilihan Manulife

Pada saat ada penurunan suku bunga Bank Sentral AS arau The Fed, dari segi valuasi biasanya sektor-sektor seperti telekomunikasi akan mengalami apresiasi.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Agu 2024, 15:35 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2024, 15:35 WIB
Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pelaku pasar saham masih menunggu penurunan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) yang saat ini dipimpin oleh Jerome Powell. Penurunan suku bunga ini diperkirakan terjadi pada paruh kedua tahun ini. Sedangkan dari dalam negeri, pelaku pasar saham mencermati transisi kabinet pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.

Bersamaan dengan itu, dari sisi makro ekonomi dalam negeri saat ini relatif masih terjaga. Hal itu menjadi katalis positif untuk pasar modal Indonesia sebagai negara berkembang. Chief Investment Officer Equity, Manulife Aset Manajemen Samuel Kesuma, CFA menjabarkan beberapa sektor yang menarik dicermati pada kondisi saat ini.

"Jadi ada beberapa faktor yang mendukung alasan kenapa kita suka. Satu, memang harus diuntungkan dengan situasi makro yang terjadi, dalam arti diuntungkan oleh penurunan suku bunga. Tapi di sisi lain, harus juga memiliki kinerja fundamental yang solid. Dari segi prospek pertumbuhan laba dari sektornya sendiri harus cukup baik," kata dia dalam Webinar Market Update – Wind of Change, Rabu (14/8/2024).

Jadi satu sektor yang menarik menurut Samuel adalah telekomunikasi. Menurut dia, sektor ini cukup stabil dari segi revenue. Nantinya, pada saat ada penurunan suku bunga, dari segi valuasi biasanya sektor-sektor seperti telekomunikasi juga akan mengalami apresiasi.

"Selain itu kita juga suka dengan sektor keuangan, di mana memang dalam situasi suku bunga yang lebih rendah, likuiditas perbankan biasanya juga akan terbantu. Dan tentunya ini juga akan membantu mendukung kinerja laba ataupun margin profitability dari emiten-emiten perbankan," imbuh Samuel.

Sektor Lainnya

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sektor lainnya, yakni consumer staples. Meski kinerja laba emiten dari sektor ini tidak semuanya baik, Samuel melihat hal itu masih ada faktor dari forex. Seiring dengan tren penguatan rupiah, Samuel melihat sektor-sektor yang sempat terimbas pelemahan rupiah pada semester I 2024 akan mulai berbalik arah.

"Jadi karena kita lihat tren rupiah sekarang menguat, tentunya perusahaan-perusahaan yang selama ini mengalami tekanan dari pelemahan rupiah di semester I, nanti di semester 2 berpotensi ada reversal. Malah mereka akan mendapat dukungan dari penguatan rupiah sehingga mendukung juga kinerja bottom line-nya," kata dia.

Minat terhadap pasar saham domestik sejauh ini terpukul oleh era suku bunga tinggi yang membuat risk-free asset menjadi sangat menarik. Seiring siklus penurunan suku bunga, kondisi akan berubah dan membuat pasar saham kembali atraktif dilihat dari sudut pandang risk-return yang ditawarkan.

Didukung pula oleh harapan kebijakan pro pertumbuhan pemerintahan baru, minat investor terlihat meningkat, terutama dari investor asing yang sudah lebih dulu berinvestasi ke pasar dan membuat posisi arus dana asing kembali positif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya