Harga Naik di Luar Kebiasaan, Bursa Pelototi Saham Trisula Textile Industries

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL). Hal itu menyusul adanya peningkatan harga saham BELL di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Sep 2024, 13:25 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2024, 13:25 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan saham PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL). Hal itu menyusul adanya peningkatan harga saham BELL di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham BELL tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (4/9/2024).

Pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Melansir data RTI, saham PT Trisula Textile Industries Tbk naik signifikan pada 27 Agustus 2024. Saat itu, BELL naik 34,55 persen ke posisi 74. Pada perdagangan selanjutnya, saham BELL berbalik arah ke zona merah. Hingga pada Senin, 2 September 2024 saham BELL ditutup naik 14,06 persen ke posisi 73. PEnguatan berlanjut pada Selasa, 3 September 2024, di mana BELL ditutup naik 16,44 persen ke posisi 85.

Namun pada perdagangan hari ini, Rabu 4 September 2024, saham BELL melipir ke zona merah setelah sempat naik pada awal pembukaan. Saat berita ditulis, saham BELL turun 4,71 persen ke posisi 81 sekitar pukul 11.00 WIB. Dalam sepekan, saham BELL telah naik 10,96 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), saha BELL naik 2,53 persen.

Sehubungan dengan terjadinya UMA pada saham BELL, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

IHSG Dibuka Melemah, Terpengaruh Sentimen Global dan Regional

IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah pada Rabu pagi, 6 September 2024, mengikuti tren pelemahan di bursa saham Asia dan global. IHSG turun 15 poin atau 0,54 persen ke level 7.577,10. Selain itu, indeks LQ45, yang terdiri dari 45 saham unggulan, juga mengalami penurunan sebesar 7,86 poin atau 0,83 persen, berada di posisi 934,41.

Dikutip dari Antara, Rabu (4/9/2024), menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, IHSG diprediksi akan bergerak melemah dalam rentang 7.500 hingga 7.650 sepanjang hari ini. Pelemahan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar negeri.

Dari dalam negeri, pemerintah telah melaksanakan lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN), termasuk SPN03241204, SPN12250904, dan beberapa seri FR lainnya.

Lelang ini menarik penawaran hingga Rp 45,48 triliun, namun total yang dimenangkan hanya sebesar Rp 22 triliun. Hal ini menunjukkan adanya minat yang tinggi dari investor terhadap instrumen utang pemerintah di tengah situasi pasar yang tidak stabil.

Sementara itu, dari sisi internasional, tingkat inflasi tahunan Korea Selatan pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2 persen, turun dari 2,6 persen pada bulan sebelumnya. Ini menjadi angka inflasi terendah sejak Maret 2021 dan telah memenuhi target Bank Sentral Korea untuk tahun 2024.

Sentimen negatif juga datang dari bursa saham Amerika Serikat, di mana Wall Street terkoreksi signifikan setelah libur nasional.

Indeks Nasdaq mengalami penurunan tajam sebesar 577,33 poin atau 3,26 persen, dipengaruhi oleh anjloknya saham-saham teknologi seperti Nvidia yang turun 9,5 persen dan Intel yang turun 8,8 persen.

Selain itu, pelaku pasar saham merespons negatif data indeks PMI manufaktur AS yang terkontraksi lebih dalam, turun ke level 47,9 pada Agustus 2024 dari 49,6 pada bulan sebelumnya, mencerminkan penurunan pesanan baru dan output produksi.

 

Bursa Asia-Pasifik

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa saham regional Asia juga menunjukkan tren negatif pada pagi ini. Indeks Nikkei Jepang melemah signifikan sebesar 1.252,90 poin atau 3,24 persen ke level 37.433,39.

Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 263,91 poin atau 1,50 persen ke level 17.387,58. Indeks Shanghai di Tiongkok juga mencatat penurunan sebesar 15 poin atau 0,54 persen ke level 2.787,97, sementara indeks Straits Times di Singapura turun 55,42 poin atau 1,59 persen ke level 3.424,91.

Dengan kondisi pasar yang tertekan oleh sentimen global dan regional, pelaku pasar diharapkan tetap waspada terhadap perkembangan makroekonomi dan geopolitik yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG dan pasar saham secara keseluruhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya