Mengintip Gerak Saham Perbankan, Siap-Siap Menguat

Sejumlah saham perbankan mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Di tengah ketidakpastian pasar, mungkin menjadi pertanyaan bagi invstor apakah ini saat yang tepat untuk membeli saham perbankan.

oleh Septian Deny Diperbarui 19 Feb 2025, 21:36 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 21:35 WIB
Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup di Zona Hijau
Sejumlah saham perbankan mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Di tengah ketidakpastian pasar, mungkin menjadi pertanyaan bagi invstor apakah ini saat yang tepat untuk membeli saham perbankan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah saham perbankan mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Di tengah ketidakpastian pasar, mungkin menjadi pertanyaan bagi invstor apakah ini saat yang tepat untuk membeli saham perbankan.

Founder & CEO Astronacci Gema Goeyardi mengatakan, bagi para investor yang ingin mengambil peluang keuntungan besar di saham, jangan mudah panik melihat kondisi penurunan tajam seperti ini. Sebab, perlu diketahui bahwa momentum terbaik untuk membeli saham adalah ketika harga sedang murah.

"Hal penting lainnya adalah  perlu mengambil keputusan dengan mengetahui kapan harga akan berbalik arah atau mencapai titik terendahnya. Salah satu caranya adalah dengan memiliki panduan trading dengan time trading analysis,” kata dia dikutip Rabu (19/2/2025). 

Meski prospek pemulihan saham perbankan terlihat menjanjikan, Gema Goeyardi tetap mengingatkan bahwa volatilitas masih tinggi, sehingga investor harus berhati-hati dalam mengambil keputusan trading. Merespon hal ini, dia juga berpesan bahwa para trader atau investor yang ingin melakukan trading atau investing di saham untuk jangan panik dan fokus terhadap strategi buy on weakness.

Pergerakan saham saat ini sudah mencapai cycle bottom secara short-term, sehingga strategi yang cocok adalah buy on weakness nantinya ketika sudah terkonfirmasi reversal,” tutup dia.

BI Diramal Turunkan Suku Bunga, Simak Rekomendasi Saham Perbankan?

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Bank Indonesia (BI) diprediksi akan kembali memangkas suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diumumkan hari ini, Rabu 19 Februari 2025. Prediksi ini muncul seiring dengan rendahnya inflasi, daya beli yang masih lemah, serta stabilnya nilai tukar rupiah. Sentimen ini pun mendorong optimisme pasar terhadap kebijakan moneter BI ke depan.

"Perkiraan untuk suku bunga nanti, menurut saya BI bisa cut 25bps sebagai respon inflasi dan daya beli yang rendah dan stabilnya nilai tukar rupiah," kata Pengamat Pasar Modal, Lanjar Nafi kepada Liputan6.com, Rabu (19/2/2025).

Selain itu, sektor perbankan masih menunjukkan kinerja yang cukup baik, meskipun laba bersih dan pendapatan bunga beberapa bank tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi.

Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap optimistis terhadap pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia tahun ini, yang diperkirakan berada di kisaran 9-11%.

"Hal ini menunjukkan bahwa prospek sektor perbankan masih positif," imbuh Lanjar.

 

Outlook Industri Perbankan

Hari Ini, Indeks Harga Saham Gabungan Ditutup Menguat 0,86 Persen
Merujuk data RTI Business, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (19/11/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Di sisi lain, lembaga pemeringkat efek tetap mempertahankan outlook positif terhadap industri perbankan, bahkan menegaskan peringkat AAA untuk beberapa bank BUMN berkapitalisasi besar.

Lembaga keuangan global juga meningkatkan rekomendasi overweight untuk saham perbankan, mengacu pada stabilitas keuangan dan kekuatan fundamental bisnis sektor ini.

Dengan kondisi tersebut, rekomendasi investasi untuk saham perbankan masih cenderung positif. Saham bank-bank besar, terutama big four seperti BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI. Saham-saham tersebut dinilai menarik bagi investor asing dan menjadi pilihan utama untuk dikoleksi.

"Rekomendasi dari saya buy untuk saham-saham perbankan terutama big fout yang menjadi proxi investor asing," kata Lanjar. Keputusan BI mengenai suku bunga akan menjadi faktor kunci dalam pergerakan saham sektor perbankan ke depan. Jika BI benar-benar memangkas suku bunga, hal ini berpotensi menjadi katalis positif bagi perbankan, mendorong pertumbuhan kredit, serta meningkatkan sentimen investor di pasar modal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya