Transformers: Age of Extinction, Pemuas Dahaga yang Tak Maksimal

Walaupun Transformers: Age of Extinction banyak dicerca, namun tak ada salahnya menyaksikan film paling ditunggu satu ini.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 14 Jul 2014, 15:50 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2014, 15:50 WIB
Transformers: Age of Extinction, Pemuas Dahaga yang Tak Maksimal
Transformers: Age of Extinction.

Liputan6.com, Los Angeles Penantian fans Transformers akan film keempat berjudul Transformers: Age of Extinction sudah terpuaskan. Penayangannya pun sudah dua pekan berlalu. Lalu, kesan seperti apa yang didapat dari film ini?

Tampaknya, Transformers: Age of Extinction berpotensi membuat para penggemarnya enggan mengikuti film selanjutnya. Pasalnya, visualisasi serta akting para pemainnya yang sudah sangat maksimal, tidak didukung dengan plot cerita yang baik.



Diarahkan oleh Michael Bay, film ini menyorot konflik antara para Autobot selaku penghuni Cybertron yang ingin bertahan di bumi tanpa membuat kekacauan dengan beberapa manusia. Bahkan, manusia dalam cerita ini malah memburu seluruh Autobot untuk diteliti.

Setelah dihidupkan kembali oleh seorang manusia bernama Cade Yeager (Mark Wahlberg), Optimus Prime selaku pemimpin Autobots kemudian mengumpulkan teman-teman yang tersisa untuk mengakhiri biang konflik yang membuat para Autobot musnah.



Salah satu hal yang melemahkan film ini adalah terlalu banyaknya pemain figuran yang terlibat di beberapa adegan pertempuran. Bagi segelintir orang, mungkin cara seperti ini terkesan sangat megah. Namun celakanya, penanganannya malah membuat visualisasi film terlihat rumit.

Terlalu banyaknya kehancuran seperti film-film sebelumnya, serta tidak adanya evakuasi di kota, membuat kesan bahwa manusia di dalam film ini tidak belajar dari kejadian di film ketiga. Hal itu pun bisa membuat kita ingin meremehkan setiap individu di dalam cerita film ini.

Tak hanya itu, hubungan antara manusia dan para Autobot pun terasa kurang menyentuh, meskipun watak dan desain karakter para robot tersebut sudah dibuat secara kreatif. Sayang memang, ketika banyaknya kejutan ingin disajikan, tapi dikemas dengan gaya kurang dramatis.

Bagi Anda yang sangat menantikan Dinobots, bisa jadi akan cukup kecewa. Pasalnya, para dinosaurus robot itu sangat lama sekali dimunculkan, meski di pembukaan film seolah mereka dijadikan kunci utama cerita.

Sehingga, kita pun bisa saja jenuh menanti para dinosaurus itu. Sehingga sampai pertengahan film, kita mungkin berpikir kalau para Dinobot tak dimunculkan pun tidak apa-apa, karena para penonton sudah terlanjur disuguhi oleh adegan pertempuran yang melebihi dosis.



Akhir kata, Transformers: Age of Extinction menjadi film yang memiliki konflik paling kusut dan dengan fokus cerita yang kurang jelas. Kembalinya musuh lama yang dianggap sebagai biang kekacauan cerita pun tidak disajikan secara mencekam.

Walaupun kritik negatif terhadap film ini sangat banyak hingga dicerca oleh sebagian besar fans, namun bagi Anda penggemar setia Transformers dengan berbagai adegan pertempuran yang ada, tak salahnya menonton jika selama ini belum sempat.(Rul/Feb)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya