Jingga, Kala Lola Amaria Terinspirasi Tuna Netra

Lola Amaria membuat film Jingga yang mengaduk emosi

oleh Sapto Purnomo diperbarui 04 Feb 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2016, 06:20 WIB
Film Jingga
Lola Amaria dalam peluncuran film Jingga

Liputan6.com, Jakarta Lola Amaria kembali dengan film terbarunya, Jingga. Seperti Betina, Minggu Pagi di Victoria Park, dan Sanubari Jakarta, Lola Amaria kembali memegang komando sebagai sutradara.

Menurut wanita 38 tahun itu, film tersebut tercipta lantaran terinspirasi melihat keseharian orang tuna netra yang selama ini dipandang sebelah mata oleh orang-orang lainnya.

Lola Amaria (Liputan6.com)

"Film tunanetra banyak, tapi kenapa mereka bisa jadi tuna netra itu jarang. Orang tuna netra kadang diliat sebelah mata. Dicueki. Itulah kenapa saya buat film ini," tutur Lola saat konferensi pers film Jingga di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2016).

Lola mencoba memainkan emosi para penonton dalam film Jingga. Di awal film, ia menyuguhkan ketegangan, memunculkan konflik, drama hingga menutup cerita dengan haru. Ia ingin membuat penonton mengeluarkan seluruh emosi mereka.

"Saya mau mengaduk-ngaduk emosi. Yah begitu lah memang kehidupan, ada senang ada sedih, ada yang datang dan pergi," tutur Lola.

Film Jingga menceritakan seorang remaja bernama Jingga yang diperankan Hifzani Bob, yang menderita pandangan yang lemah. Penyakit yang mengganggu penglihatan ini, merampas kemampuannya melihat. Jingga sempat tak terima dengaan kondisinya, dan sempat ingin bunuh diri.

Lola Amaria dalam peluncuran film Jingga

Hingga akhirnya, orangtua Jingga memasukkannya ke sebuah Sekolah Luar Biasa dan bersahabat dengan tiga remaja tuna netra lainnya. Mereka adalah Nila (Hany Valery), Marun (Qausar Harta Yudana) dan Magenta (Aufa Assegaf).

Rencananya, film yang juga diproduseri oleh Lola Amaria ini akan tayang perdana pada 25 Februari 2016 mendatang.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya