Film Keluarga Cemara Diputar di ASEAN Film Festival di Inggris

Liputan6.com, London - Film Keluarga Cemara menjadi pilihan KBRI London untuk diputar di acara ASEAN Film Festival. Serunya, film ini ditonton oleh kalangan umum, tamu undangan ASEAN London Committee (ALC), dan staf kedutaan besar negara-negara ASEAN di Inggris.

Dan tak disangka, film Keluarga Cemara yang ditayangkan di SOAS University, London, Kamis (23/5/2019) mendapat sambutan yang luar biasa dari para penonton di sana.

Penonton berhasil dikuras emosinya saat menyaksikan nilai-nilai keluarga secara tradisional di Indonesia dalam film Keluarga Cemara. Pensosbud KBRI London Juliartha Nugrahaeny Pardede kepada Antara, Jumat (24/5/2019), menjelaskan ada diskusi setelah menonton film Keluarga Cemara.

Salah satunya adalah, Hana A Satriyo, istri Dubes RI London yang notabene sebagai pemerhati masalah-masalah sosial menyampaikan film Keluarga Cemara merupakan film nostalgia yang sukses menyajikan genre film keluarga yang memadukan drama, komedi dan kelucuan. Selain itu, problematika keluarga yang ditampilkan juga dekat dengan masyarakat Indonesia dan ASEAN pada umumnya. 

Hal senada juga dikatakan Eric Sasono, yang bertindak sebagai narasumber dari Indonesian Film Society. film Keluarga Cemara telah berhasil menunjukkan adanya perubahan nilai-nilai keluarga di industri perfilman Indonesia.

Selain itu, film ini juga menampilkan secara apik tradisi keluarga Indonesia dalam proses pengambilan keputusan dalam keluarga yang umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti diketahui film ini dibintangi Nirina dan Ringgo Agus Rahman dan sempat menghiasi layar bioskop Tanah Air beberapa bulan lalu. 

Sementara, Ben Murtagh, dari SOAS yang juga didapuk menjadi moderator menyimpulkan bahwa Keluarga Cemara merupakan film yang komplet. Tak hanya drama dan komedi, juga ada sisi musikal, serta tarian sehingga sangat menarik dan mudah dinikmati oleh seluruh keluarga.

Pemutaran film Keluarga Cemara dalam ASEAN Film Festival diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru bagi insan film di Inggris mengenai perkembangan industri perfilman di Indonesia.