Liputan6.com, Jakarta - Setengah jam setelah adegan Onward bergulir, penulis curiga dan membatin, “Ini film, kok happy banget, ya? Jangan-jangan nanti bikin mewek kayak Coco.” Kami ingat betul, saat nonton Coco, 20 menit pertama bahagia banget.
Lalu di paruh kedua, kami dibuat menangis megap-megap di bioskop. Onward bertutur dengan cara demikian. Jujur, kami menonton film ini tanpa tahu sinopsis maupun cerita dari balik layar.
Advertisement
Baca Juga
Minus referensi, cerita Onward membuat kami terbahak. Lalu Onward mengantar kami ke menit-menit kritis, hingga dada terasa sesak, dan mata memberat. Buat yang punya saudara laki-laki atau lagi kangen bapak, siapkan tanggul pertahanan karena akan ada gelombang air mata.
Keajaiban Suara
Keriaan yang ditampilkan pada setengah jam pertama rupanya hanya awalan untuk menjelaskan bahagianya keluarga Lightfoot tanpa kehadiran ayah. Dengan kebahagiaan ini pula, Dan Scanlon mengajak penonton menoleh kebelakang seraya meyakinkan audiens bahwa sihir itu nyata.
Sihir pernah ada, masih, dan akan ada. Ketergantungan manusia pada teknologilah yang membuat sihir terasa di awang-awang. Dari sini, petualangan Onward yang sesungguhnya dimulai.
Akibatnya, setengah jam pertama Onward terasa penting enggak penting. Kisah ini praktis bertumpu pada pertalian Ian-Barley yang suaranya diisi Tom Holland dan Chris Pratt. Inilah keajaiban suara.
Advertisement
Rindu Dendam, Cinta Benci
Dengan suara mereka saja, gambar bergerak Ian dan Barley terasa hidup. Pertautan rindu dendam maupun cinta benci keduanya terasa riil. Padahal keduanya bukan spesies manusia.
Eksistensi Wilden yang hanya bisa didengar suaranya tetaplah penting. Dia adalah motivasi dan penggerak cerita. Laurel dengan naluri keibuannya yang rock n roll menjadi “malaikat penyelamat,” pemandu jalan para tokoh utama.
Sejujurnya, Onward bukan film yang menekankan pada indahnya lagu tema. Ia beda dengan produk Disney lainnya seperti Toy Story 3 atau Frozen. Penekanannya bukan pada lagu yang ikonis melainkan bounding keluarga yang terdiri ayah, ibu, dan dua anak berikut perjalanan berlandaskan kepercayaan sekaligus keyakinan.
Tiga Pilar Utama
Onward adalah kisah penggugah nurani, dipresentasikan lewat makhluk-makhluk aneh dengan warna seindah pelangi. Pernahkah Anda membuat daftar harapan lalu menyadari bahwa semua itu terwujud berkat bantuan orang yang sedang Anda benci?
Pernahkah Anda sangat menginginkan sesuatu lalu menyadari ada yang jauh lebih membutuhkan dan akhirnya Anda mengikhlaskannya? Dan yang paling menyakitkan, pernahkah Anda menyaksikan mimpi Anda terwujud? Ingat, Anda hanya menyaksikan. Tidak menjadi bagian darinya. Padahal, itu hanya terjadi sekali dalam seumur hidup.
Itulah tiga pilar utama Onward. Dan Scanlon mengeksekusi tiga adegan utama ini dengan rapi. Jadilah Onward animasi dengan tiga golden scenes.
Advertisement
Bikin Mewek
Penulis tidak akan lupa pada momen Ian mengecek daftar harapan lalu menyadari bahwa sebenarnya, semua harapan itu telah terwujud. Seketika air mata penulis menetes. Semenyentuh itu, Onward. Lalu ada dua adegan lain yang bikin menangis tersedu-sedu.
Onward memang tidak seheboh Coco. Ia tampil lebih simpel dengan teknik penceritaan berbeda. Namun sentuhan di akhir film membuat hati terasa hangat.
Sejak itu, pandangan penulis terhadap ayah, ibu, dan saudara kandung tak lagi sama. Jelas, Onward salah satu animasi terbaik tahun ini. Komite The Academy sebaiknya memasukkan Onward dalam daftar pendek dan mestinya layak jadi nomine awal tahun depan.
Pengisi suara: Tom Holland, Chris Pratt, Julia Louis-Dreyfus, Octavia Spencer, Mel Rodriguez
Produser: Kori Rae
Sutradara: Dan Scanlon
Penulis: Dan Scanlon, Jason Headley, Keith Bunin
Produksi: Walt Disney, Pixar
Durasi: 1 jam, 43 menit