Liputan6.com, Jakarta Band Sore menjadi penampilan pertama dalam Mola Chill Fridays pada pekan ini. Dimulai pukul 20.30 Wib, Band Sore menyajikan beberapa lagu andalannya.
Lagu berjudul, seperti Karolina, No Fruit For Today sampai Pergi Tanpa Alasan dibawakan oleh band yang beranggotakan Ade Paloh, Bemby Gusti, dan Awan Garnida.
Baca Juga
Upaya Berkelanjutan BRI Mendukung Kelompok Usaha Tanah Miring di Merauke Lewat Pemasar Mikro
Cerita Mantri BRI Agustina Etwiory Dedikasikan Hidupnya untuk Majukan Ekonomi Desa di Merauke
Konsisten Berdayakan Peternak Sapi Perah Rakyat, PT Nestlé Indonesia Raih Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Dengan suasana santai, Band Sore juga menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan para pengemar lewat @Mola.living untuk instagram dan @molachillfriday untuk pertanyaan lewat Twitter.
Advertisement
Pertanyaan pertama dari @rendyy85 melalui Twitter, "Bicara Sore tentu saja bicara tentang senja menuju penutupan hari. Mengapa memilih nama sore?"
"Kita dulu bangunnya sore, ya sudah dinamakan sore," ujar Awan.
Selain itu ada pula pertanyaan dari @tomtomyy "Dari album ke-2 menuju ke album 3 itu butuh 7 tahun. Selama 7 tahun ngapain aja?"
"Menjalani hidup masing - masing," tutur Bembi.
Perlu diketahui, Sejak debut album pertamanya “Centralismo”, band Sore mendapatkan penghargaan yang tak sepele. Oleh Majalah Time Asia, album perdana mereka ini termasuk dalam Five Asian Albums Worth Buying di 2005. Setelahnya, album kedua juga menuai penghargaan sebagai album terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia.
Album “Mevrouw” yang dirilis pada 2019, merupakan album yang khusus mengangkat tema tentang kekuatan perempuan. Di album ini pula, mereka mengajak sejumlah penyanyi perempuan untuk menyumbang suara.
Penampilan Bruno Major
Setelah penampilan apik dari Band Sore, Mola Chill Fridays berlanjut menampilkan Bruno Major. Bruno Major sendiri adalah musisi asal Inggris yang karier musiknya mulai bersinar melalui album pertamanya “A Song for Every Moon” pada 2017. Lagu-lagunya yang syahdu dengan lirik lembut telah menyentuh jutaan pendengar lagu-lagunya tersebut.
Bruno sendiri mengaku lagu-lagu ciptaannya terinspirasi dari mana saja, termasuk dari buku yang dibaca, lagu yang didengar, film yang ditonton, bahkan dari iklan yang dilihatnya. Yang terbaru, Bruno telah mengeluarkan album ke dua “To Let A Good Things Die” di tengah masa pandemi pada Juni 2020 silam.
Dibalut dengan jaket kulit sembari bermain gitar, Bruno sempat bercerita pengalamannya ke Indonesia pada 18 bulan lalu.
Bruno Major membawakan lagu andalan, seperti The Most Beautiful Thing, I'll Sleep When I'm Older, bahkan ia membawakan lagu yang tidak pernah dibawakan ke publik yang berjudul Figment of My Mind.
Bruno Major juga menyempatkan menjawab beberapa pertanyaan dari para penggemarnya.
Dari @itss.dilla "Apa kamu bisa beri tahu lagu apa yang mengingatkanmu tentang momen emosional, dan kenapa?"
"Saya pikir, seperti judul lagu home memakan waktu yang lama atau aku ingat Fair Weather Friend," tutur Bruno.
Tak hanya gitar, Bruno Major juga memainkan piano dalam menyanyikan beberapa lagunya.
Terkesan penggemar Indonesia
Dalam wawancara di majalah Rolling Stone, Bruno menyebutkan bahwa penampilannya di Jakarta tersebut sangat istimewa karena ia merasa mendapatkan luapan energi dari penonton yang menyaksikan performanya.
Menurutnya, ia justru menemukan cinta dan kehangatan dari tempat yang jaraknya sangat jauh dari rumah. Karenanya Bruno merasa tidak sabar untuk bisa kembali tampil secara eksklusif di depan publik Indonesia di Mola Chill Fridays.
“Aku akan memainkan beberapa laguku langsung dari London. Please don’t forget it, don’t missed it and Jangan Lupa,” ucap Bruno mengatakan dalam Bahasa Indonesia tanpa canggung melalui video yang dikirimkannya ke Mola.
(*)