Review Film No Time To Die: Salut untuk James Bond Versi Daniel Craig dan Sejumlah Tokoh Penting

No Time To Die menjajah bioskop Indonesia pekan ini. Film terakhir Daniel Craig sebagai James Bond ini panen pujian. Berikut review filmnya.

oleh Wayan Diananto diperbarui 03 Okt 2021, 18:30 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2021, 18:30 WIB
Poster No Time To Die. (Foto: IMDb/ Universal Pictures)
Poster No Time To Die. (Foto: IMDb/ Universal Pictures)

Liputan6.com, Jakarta Perubahan air muka Madeleine Swann (Lea Seydoux) saat berenang membuat James Bond (Daniel Craig) menduga ada rahasia yang disembunyikan. Ketika tiba di Italia, James kerap menoleh ke belakang. Ini pun membuat Madeleine meyakini, masa lalu kekasihnya belum usai.

Di sekitar hotel, warga menulis doa, pesan, atau harapan di secarik kertas lalu membakarnya. Sore itu, terasa indah karena kertas-kertas yang terbakar memendarkan cahaya. Madeliene mengingatkan kekasih, tak ada salahnya menyelesaikan masa lalu.

Pagi-pagi, agen 007 mengunjungi makam Vesper Lynd (Eva Green). Ia membakar kertas bertuliskan “forgive me.” Di makam itu, ia melihat kartu berlogo Spectre. Beberapa detik kemudian, boom! Makam meledak. Inilah review film No Time To Die.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Lima Tahun Berlalu

No Time To Die.
Daniel Craig sebagai James Bond dalam No Time To Die. (Foto: Metro-Goldwyn-Mayer/ Eon Productions/ IMDb)

Lima tahun berlalu sejak tragedi itu, laboratorium MI6 kedatangan tamu tak diundang yang meledakkan gedung sambil membawa ilmuwan Valdo Obruchev (David Dencik). Ia tengah mengembangkan proyek Heracles, senjata pemusnah massal berbasis DNA manusia.

M (Ralph Fiennes) mengutus Nomi (Lashana Lynch) agen 007 yang baru untuk melacak Valdo di Kuba. Saat bersamaan, Felix Leiter (Jeffrey Wright) mengontak James untuk target yang sama. Di Kuba, misi mematikan dimulai. James berpartner dengan Paloma (Ana De Armas).

Di Kuba ada pesta para anggota Spectre yang menghadirkan pidato Ernst Stavro Blofeld (Christoph Waltz) lewat mata buatan yang berujung tragedi keracunan massal. Rentetan tragedi ini ada sangkut pautnya dengan lelaki bernama Safin (Rami Malek).

 

Tokoh Yang Kembali

No Time To Die.
Salah satu adegan film No Time To Die. (Foto: Metro-Goldwyn-Mayer/ Eon Productions/ IMDb)

No Time To Die menampilkan adegan demi adegan yang dibidik mata kamera berkonsep kuat. Setiap gambar menampilkan tokoh, adegan, interaksi, dan koneksi ke berbagai fase. Di sinilah kemewahan film Bond 25, performa terakhir Daniel Craig sebagai agen 007.

Film ini kesimpulan puncak dari karier Daniel Craig sebagai agen mata-mata nomor wahid. Yang telah mati, dibangkitkan lewat kenangan. Salah satunya, lukisan wajah M (Judi Dench) di kantor pusat MI6.

Yang lama tak muncul seperti Felix, datang lagi dengan misi krusial. Di tangan Cary, No Time To Die bukan hanya salut untuk Daniel Craig, tapi juga tokoh-tokoh penting yang mengawal perjalanan James Bond dari era Casino Royale hingga Spectre.

 

Kode Dalam Dialog

No Time To Die.
Daniel Craig sebagai James Bond dalam No Time To Die. (Foto: Metro-Goldwyn-Mayer/ Eon Productions/ IMDb)

Acungan jempol patut diberikan kepada tim naskah yang jeli menciptakan jejulur cerita dengan sinyal konflik sejak di menit awal. Dialog-dialognya adalah kode bagi penonton. Untuk melangkah ke masa depan, harus menyelesaikan masa lalu.

Tiap orang punya rahasia yang pasti tersingkap. Ini soal siapa yang belum dapat giliran dibongkar rahasianya. Itu kata James kepada Madeleine. Di bagian ini saja, kami sudah tahu bahwa setelahnya No Time To Die mengondisikan penonton untuk tak punya waktu untuk bernapas.

Benar saja. Konflik ditebar bak ranjau paku yang berjatuhan di menit-menit tak terduga. Menciptakan efek kejut di waktu-waktu yang tak kita sangka.

 

Kenekatan, Ketenangan

No Time To Die.
Daniel Craig sebagai James Bond dalam No Time To Die. (Foto: Metro-Goldwyn-Mayer/ Eon Productions/ IMDb)

Daniel Craig tampil prima, seprima performanya di Casino Royale dan Skyfall. Karisma, kenekatan, ketenangan, percaya dirinya bahwa masih ada banyak waktu saat suasana sedang supergenting, adalah hal yang tak bisa dicuri darinya.

Tokoh lain yang sukses mencuri adegan, Paloma. Oke. Tepikan sejenak soal kecantikan Ana De Armas. Yang disajikan Ana di sini kombinasi aura seksi, skill membunuh, dan seni melumpuhkan lawan tanpa harus mengabaikan pose-pose “sang model” yang jadi ciri khasnya.

Kami tak akan lupa adegan Paloma terbaring di lantai sambil memutar badan dan menembaki pria-pria kekar di sekitarnya. Bisa? Banget.

Soal Villain

No Time To Die.
Daniel Craig sebagai James Bond dalam No Time To Die. (Foto: Metro-Goldwyn-Mayer/ Eon Productions/ IMDb)

Sayang, ruang gerak Paloma terhalang “aturan tak tertulis” bahwa porsi dan perannya tak boleh melebihi Medeleine. Tapi dia tetap cewek paling bersinar di sini.

Sayang yang kedua, musuh Bond yang mematikan namun di banyak adegan, ia tak terasa semematikan itu. Bahwa Rami Malek punya wibawa, ya. Kehadirannya mempresentasikan ancaman, ya.

Namun, hawa julid-nya tak segawat Le Chiffre (Mads Mikkelsen) di era Casino Royale atau Raoul Silva (Javier Bardem) dari dunia Skyfall.

 

Adegan Pembuka Dramatis

No Time To Die
Karakter Lyutsifer Safin dalam No Time To Die. (Foto: Dok. Metro-Goldwyn-Mayer/ Eon Productions/ IMDb)

Bagian penting lain yang dinanti penggemar, adegan pembuka dan lagu tema. Ini jadi titik keren No Time To Die. Menampilkan hubungan yang hangat sekaligus kuat dari James bersama Medeleine dengan dialog bernas, lalu berakhir dengan adegan di kereta yang mengaduk emosi penonton.

Bersamaan dengan melajunya kereta, intro “No Time To Die” membimbing kita meresapi kondisi kejiwaan dua tokoh utama. Dalam hal ini, kepekaan Billie Eilish memilih kata patut disanjung khususnya di bagian: Fool me once, fool me twice, sure you death or paradise? Now you'll never see me cry. There's just no time to die.

Dalam sejumlah adegan kunci yang menampilkan Bond dan Medeleine, secara otomatis kami teringat lagu Billie.

 

Salam Perpisahan

No Time To Die.
Karakter Dr. Madeleine Swann dalam No Time To Die. (Foto: Dok. Metro-Goldwyn-Mayer/ Eon Productions/ IMDb)

Secara keseluruhan, No Time To Die adalah salam perpisahan Daniel Craig kepada fans militan James Bond. Casino Royale adalah perkenalan. Skyfall mengantar kita kembali ke awal. No Time To Die adalah akhir.

Setelahnya, wajah serta era James Bond berikut tetek bengek yang melingkungi bisa berbeda 180 derajat. Daniel Craig berhasil menaikkan level James Bond menjadi lebih stylish, tidak kaku, namun tetap berpijak pada pakem 007 yang selama ini kita kenal.

Setelah jadwal rilis terkoreksi berkali-kali, No Time To Die adalah sajian yang memang layak ditunggu dan harus disaksikan di layar lebar. Sedahsyat itu. Meski bagi kami, Skyfall masih juara sih.

 

 

Pemain: Daniel Craig, Rami Malek, Lea Seydoux, Lashana Lynch, Ben Whishaw, Naomie Harris, Jeffrey Wright, Chistoph Waltz, Ralph Fiennes, David Dencik

Produser: Michael G. Wilson, Barbara Broccoli

Sutradara: Cary Joji Fukunaga

Penulis: Neal Purvis, Robert Wade, Cary Joji Fukunaga, Phoebe Waller Bridge

Produksi: Metro-Goldwyn-Mayer, Eon Productions

Durasi: 163 menit

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya