Liputan6.com, Jakarta - Artis yang juga seorang Disc Jockey, Jenny Cortez mengaku sempat mengalami depresi. Saking depresinya, Jenny bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Ternyata bukan karena ekonomi atau pun masalah keluarga, tetapi penyebab depresi yang dialami Jenny karena kariernya sendiri yang tak ada progres.
Sebelumnya memang diketahui ketika hamil dan pascamelahirkan, wanita berusia 36 tahun ini memilih vakum dari dunia hiburan Tanah Air.
Advertisement
Setelah cukup lama vakum, Jenny memutuskan kembali untuk bekerja di dunia hiburan. Namun sayang, semua yang ia lakukan tak sesuai dengan harapannya.
Advertisement
Baca Juga
Depresi
Lebih lanjut, Jenny Cortez juga mengungkapkan penyebab dari depresi yang sempat ia alami. Kala itu, ia begitu menggebu-gebu ingin membahagiakan anaknya, tetapi kenyataannya berkata lain.
"Depresinya gini aku nge-push diriku karena pengen ngebahagiain anakku seperti aku bahagiain mama dulu. Dulu aku selalu ngajak mama keluar negeri hampir tiap bulan, selalu kasih apa pun yang dia mau, pokoknya selalu bekerja untuk bahagiakan dia intinya," ungkap Jenny Cortez.
"Terus aku sekarang ngerasa, ketika punya anak kok nggak bisa ngebahagiain pake uang sendiri ya. Sedihnya di situ. Mau pakai uang sendiri, jangan pakai uang suami. Kayak ada kesenangan batin sendiri kalau begitu," lanjutnya.
Advertisement
Khawatir
Kecemasan yang ia alami saat itu pun membuat sang suami khawatir. Meskipun diberikan pengertian seperti apa pun, Jenny masih tetap merasa apa yang ia berikan untuk anaknya masih kurang.
"Suami aku sampai sedih, dia bilang aku nggak gitu, nggak kerja pun nggak apa-apa, tapi aku nggak bisa diem karena udah biasa kan, aku mau ngajak anakku ke hotel bintang lima, ke luar negeri, tapi kok nggak bisa, kayak nggak ada artinya," ujarnya.
Sosok Suami
Beruntung, Jenny Cortez memiliki sosok suami yang sabar dan mampu menenangkan dirinya. Sehingga, dari depresi yang ia rasakan, ada secercah harapan dan solusi ketika ditenangkan oleh sang suami.
"Dia ngajarin aku cara tarik napas, ngosongin otak biar lebih rileks, meditasi agar orang nggak stres. Ke panti asuhan gitu, jalan sama keluarga. Nah, mungkin itu agar aku nggak ngeliat ke atas terus, jadi lihat ke bawah bahwa ada orang yang nggak beruntung," paparnya.
"Ya depresinya tuh di karier doang. Soalnya kan pas vakum itu karier lagi bagus, makanya aku pikir pas comeback mudah, tapi malah sulit kayak gini," tukasnya.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)