Resensi Film Shotgun Wedding: Relaksasi Jennifer Lopez di Zona Nyaman, Menghibur dengan Alur Sat-set

Shotgun Wedding yang dibintangi Jennifer Lopez dan Josh Duhamel telah tayang di bioskop pekan ini. Genre komedi romantis cocok buat hiburan akhir tahun.

oleh Wayan Diananto diperbarui 31 Des 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 31 Des 2022, 15:30 WIB
Poster film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)
Poster film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)

Liputan6.com, Jakarta Shotgun Wedding menampilkan Jennifer Lopez dan aktor seksi Josh Duhamel di garis depan. Film ini digarap sutradara Jason Moore, yang kita kenal lewat trilogi sukses Pitch Perfect.

Naskahnya dikerjakan Mark Hammer, yang belum familier di kuping para pencinta film Indonesia. Ia baru dikenal publik lewat film Two Nihght Stand yang diperkuat aktor Miles Teller.

Film Shotgun Wedding sejatinya seperti sesi relaksasi bagi Jennifer Lopez, mengingat genre komedi romantis dengan sentuhan ugal-ugalan adalah daerah kekuasaan alias zona nyamannya.

Tayang di bioskop mulai pekan ini, berikut resensi film Shotgun Wedding. Sejujurnya, film ini cocok untuk hiburan akhir tahun. Ringan, kocak, menghibur, plus pesan cinta yang menyentuh.

 

Darcy dan Tom

Jennifer Lopez sebagai Darcy dalam Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)
Jennifer Lopez sebagai Darcy dalam Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)

Darcy (Jennifer Lopez) menikah dengan pria perfeksionis Tom (Josh Duhamel) dengan lokasi di salah satu pulau pribadi di Filipina. Di sana, keduanya mengundang sejumlah tamu.

Sean (Lenny Kravitz), mantan kekasih yang nyaris menikahi Darcy di Bali datang sebagai tamu tak diundang. Sean rupanya dikontak ayah Darcy, yakni Robert (Cheech Marin).

Kejutan tak henti sampai di situ. Robert juga membawa pacar barunya, Harriet (D'Arcy Carden) seorang guru yoga. Ini membuat ibunda Darcy, Renata (Sonia Braga) gondok berat.

Pernikahan intim yang berlangsung dalam hitungan jam ambyar gara-gara sekumpulan penjahat berupaya merampok resor mewah yang dijadikan lokasi pernikahan Darcy dan Tom.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Peraturan Nomor 1

Josh Duhamel sebagai Tom dalam Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)
Josh Duhamel sebagai Tom dalam Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)

Peraturan nomor satu saat menyaksikan komedi romantis adalah, 99 persen happy ending. Maka, jangan harap ada plot twist yang bikin logika kita terpelintir. Yang tersisa dari film ini adalah bagaimana alur menuju akhir bahagia di susun.

Ini dimulai dengan satu pertanyaan sederhana, dari siapa perampok tahu ada pernikahan intim di resor mewah itu? Lalu, bagaimana dua tokoh utama yang tak punya basic tempur bisa meladeni para perampok?

 

2 Pertanyaan

Salah satu adegan film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)
Salah satu adegan film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)

Dua pertanyaan ini lebih dari cukup untuk dijadikan bekal mengikuti perjalanan Jennifer Lopez dan Josh Duhamel menuju pelaminan yang sebenarnya tinggal beberapa jengkal.

Dalam komedi, kadang ada beberapa momen yang rasanya tak mungkin terjadi di dunia nyata namun atas nama genre, itu perlu ada agar (ibarat masakan, citarasanya) jadi lebih sedap.

Adegan nyanyi di tengah penyaderaan, perdebatan di tengah desau timah panas, dan visualisasi dampak fobia darah di fase kucing-kucingan dengan para perampok adalah momen-momen khas rom-com Hollywood.

 

Tak Menawarkan Hal Baru

Salah satu adegan film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)
Salah satu adegan film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)

Shotgun Wedding sebenarnya tidak menawarkan hal baru. Hanya, Jason Moore mampu mengemasnya menjadi cerita lawas yang masih seru. Kekuatan film ini ada di dialog-dialog nakal serta nyelekit.

Kadang terdengar ceriwis, bikin penonton terbahak, atau minimal nyeletuk, “Apaan sih?” Dengan penyuntingan yang lincah, sejumlah momen kocak bisa dikover dengan baik dan membuat jokes bekerja efektif, jauh dari kesan garing.

 

The Power of JLo

Salah satu adegan film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)
Salah satu adegan film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)

Daya pikat utama Shotgun Wedding adalah Jennifer Lopez. Aktingnya, bisa jadi sasaran empuk bagi komite Razzie Awards yang kerap nyinyir dan aneh-aneh. Bagi kami, Jennifer Lopez terasa pas. Usia boleh 53 tahun.

Tapi perhatikan baik-baik postur tubuh dan perutnya yang six-pack paripurna. Dengan makeup tak terlalu menor, ia bagai perempuan lajang dengan usia 30+ yang setelah mengejar karier, ingin menetap dengan seseorang. Sesimpel itu, performa pelantun “On The Floor.”

Alurnya Sat-Set

Salah satu adegan film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)
Salah satu adegan film Shotgun Wedding. (Foto: Dok. Lionsgate)

Sementara Josh Duhamel menjadi penyeimbang dengan chemistry luwes mengikuti pasang surut hubungan dua tokoh utama. Ia terpilih setelah Armie Hammer yang semula dipercaya memerankan Tom mundur pada Januari 2021 gara-gara diterpa dugaan pelecehan seksual.

Shotgun Wedding di luar kelemahan soal riset seputar Bali dan Filipina menjadi hiburan seru berkat penuturan yang sat-set, unsur komedi dalam takaran pas, dan tepat pada waktunya. Film macam ini cocok untuk Anda yang lagi malas mikir dan hanya ingin terhibur. Titik.

 

 

 

Pemain: Jennifer Lopez, Josh Duhamel, Sônia Braga, Jennifer Coolidge, Lenny Kravitz, Cheech Marin

Produser: Elaine Goldsmith-Thomas, Jennifer Lopez, Benny Medina, David Hoberman, Todd Lieberman

Sutradara: Jason Moore

Penulis: Mark Hammer

Produksi: Lionsgate, Mandeville Films, Belle Hope Productions, Nuyorican Productions

Durasi: 100 menit

 

Infografis Film Bertema Masa Depan Bumi
Infografis film dengan tema kehancuran bumi di masa depan (Triyasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya