Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah naik lebih dari 3% pada perdagangan hari Kamis setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru yang mengekang ekspor minyak Iran. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran pasokan.
Mengutip CNBC, Jumat (18/4/2025), harga minyak mentah Brent berjangkanaik USD 2,11 atau 3,2% dan ditutup pada USD 67,96 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada USD 64,68 per barel, naik USD 2,21 atau 3,54%.
Baca Juga
Kedua patokan harga minyak dunia tersebut membukukan kenaikan mingguan pertama dalam tiga minggu terakhir. Pada pekan ini harga minyak telah naik sekitar 5%.
Advertisement
Hari Kamis adalah hari penyelesaian terakhir transaksi perdagangan dalam pekan ini menjelang liburan Paskah.
Penyebab Kenaikan Harga Minyak
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan, sanksi baru terhadap ekspor minyak Iran dan komentar agresif tentang masalah tersebut dari Departemen Keuangan AS meningkatkan kekhawatiran pasokan dan membantu mendukung harga minyak mentah.
Sanksi ke Iran dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump pada hari Rabu, termasuk terhadap kilang minyak "teapot" yang berbasis di China, meningkatkan tekanan terhadap Teheran di tengah pembicaraan tentang program nuklir negara itu yang meningkat.
Keputusan OPEC
Menambah kekhawatiran pasokan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menerima rencana terbaru bagi Irak, Kazakhstan, dan negara-negara lain untuk melakukan pemotongan produksi lebih lanjut sebagai kompensasi atas pemompaan di atas kuota.
"Reli ini memiliki beberapa faktor di baliknya, short-covering, dolar AS yang lebih lemah, yang membuat minyak mentah lebih murah untuk dibeli, dan tekanan AS terhadap Iran," kata analis pasar IG Tony Sycamore.
"Jika kita berasumsi bahwa pertumbuhan AS akan datar paling banter untuk dua kuartal berikutnya dan PDB China akan melambat ke suatu tempat antara kisaran 3%-4%, itu tidak baik untuk minyak mentah," kata Sycamore.
Advertisement
Stok AS
Badan Informasi Energi AS menyebutkan stok minyak mentah AS naik sementara persediaan bensin dan sulingan turun pada minggu lalu.
OPEC, Badan Energi Internasional, dan sejumlah bank, termasuk Goldman Sachs dan JPMorgan, memangkas perkiraan harga minyak dan pertumbuhan permintaan minggu ini karena tarif AS dan pembalasan dari negara lain menyebabkan perdagangan global menjadi kacau.
