Liputan6.com, Jakarta - Soimah dikenal sebagai selebritis Tanah Air yang berasal dari kampung yang sukses berkiprah di Ibu Kota. Apalagi, kehidupannya di Jakarta, Soimah terbilang telah mewujudkan mimpi sebagai orang kaya.
Mendapatkan banyak pekerjaan, pundi-pundi Soimah pun penuh. Meski begitu, ia sadar sebagai masyarakat kewajibannya untuk membayar pajak.
Setiap mendapat honor Soimah tak menampik bahwa pendapatannya tersebut sudah dipotong pajak. Namun, ia justru mendapatkan perlakukan yang tidak menyenangkan dari oknum petugas pajak.
Advertisement
"Beberapa waktu lalu saya live Instagram ngomongin soal pajak. Saya kan pekerja seni ya, yang image nya kaya raya. Untuk bayar pajak memang kewajiban kita. Bayar pajak, bayar. Lapor pajak, lapor. Kita udah sadar itu kok, Soimah enggak bakal lari. Rumahnya udah jelas. Tapi perlakukanlah dengan baik. Jadi saya merasa diperlakukan seperti ba*****n, seperti koruptor," ungkap Soimah, di kanal YouTube Mojokdotco, Rabu (5/4/2023).
Â
Pihak Pajak Datangi Rumah Soimah Tanpa Permisi
Soimah bercerita, sejak 2015 Soimah didatangi oknum petugas pajak yang tak memberitahunya lebih dulu. Mereka pun memasuki perkarangan tanpa ada permisi.
"Buka pager tanpa kulo nuwun (permisi), tiba-tiba udah di depan pintu yang seakan-akan saya mau melarikan diri. Saya dicurigai pemeriksaan ono lah. Saya menjelaskan saya pekerja seni yang dicurigai opo. Harusnya kalau mereka minta kita harusnya baik-baik, sopan, kan kita yang bayar," lanjutnya.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Soimah Memberi Bantuan Keluarga, Oknum Petugas Pajak Minta Nota
Diakui Soimah, di awal kesuksesannya dulu yang pertama terpikir olehnya adalah keluarga. Ia pun menjalani tugasnya membahagiakan keluarganya dengan membantu mereka.
"Lah masa aku bantu keluarga enggak boleh. Dijaluki (diminta) nota. Masa aku bantu dulur-dulur (saudara-saudara) pakai nota. Jadi enggak percaya, masa bantu dulur gedene sak mene (gedenya segini). Ya sekarepku (sesukaku) toh, harus pakai nota. Setiap tahun, aku padu karo bojoku (aku bertengkar dengan suamiku). Bojoku laporan ini enggak percaya, semua harus pake nota," sambungnya.
Â
Soimah Beli Rumah Rp430 Juta, Oknum Petugas Pajak Tak Percaya
Hal yang masih segar dalam ingatan Soimah, saat orang pajak menanyakan soal rumah yang dibelinya. Saat diberitahu harganya, pihak pajak tak percaya.
"Saya beli rumah harganya Rp430 juta, deal-dealan lah sama orangnya 'Tak cicil ya pak, nanti saya dapat bayaran saya cicil'. Ok sepakat, dan udah lunas. Kita ke notaris, enggak deal dari perpajakan karena enggak percaya 'Oh rumah di situ harganya Rp650 juta' dikira saya menurunkan harga, padahal deal-dealan nya ono, nota nya ono," kata dia.
Rasa tak percaya ini muncul karena Soimah membeli rumah seharga Rp430 juta.Â
"Lah emang ada ukurannya Soimah harus beli rumah harga berapa miliar gitu. Pendopo belum jadi, udah dikelilingi sama orang pajak. Ditekani (didatangi), dari jam 10 pagi sampe 5 sore ukuri pendopo. Ini orang pajak atau tukang sih. Orang pajak udah ngitung hampir Rp50 miliar, saya aja yang bikin belum tahu total habisnya berapa, karena selesai. Terakhir yang baru ini, tahun ini dapat pemberitahuan dengan bahasanya tidak manusiawi lah, kayak oyak-oyak maling," bebernya.
Advertisement