Liputan6.com, Jakarta Angelina Jolie kembali bersuara soal krisis Hamas vs Israel dalam unggahan media sosialnya. Kali ini ia fokus menyoroti keadaan di Gaza, Palestina, yang membuat hatinya begitu ngilu.
Dalam unggahan yang dibagikan pada Kamis (2/11/2023), wanita yang pernah menjadi Duta UNHCR selama dua dekade ini membagikan foto kondisi Gaza yang luluh lantak. Orang-orang dalam foto tersebut berkerumun di sela sejumlah tanah yang cekung, setelah dihantam rudal Israel.
Baca Juga
Di caption, bintang film Changeling ini secara panjang lebar mengungkap unek-uneknya atas kondisi ini.
Advertisement
“Ini adalah pengeboman yang disengaja terhadap populasi yang terjebak dan tak punya tempat melarikan diri. Gaza kini menjadi penjara terbuka selama hampir dua dekade, dan dengan cepat menjadi kuburan massal,” tuturnya.
Ia juga menyoroti banyaknya anak-anak yang tewas, begitu pula dengan keluarga yang semua anggotanya terbunuh dalam serangan seperti ini.
“Sementara itu dunia menyaksikan, dan dengan dukungan aktif dari banyak negara, jutaan warga sipil Palestina – anak-anak, perempuan, keluarga – secara kolektif dihukum dengan tidak manusiawi, tidak mendapatkan makanan, obat-obatan, serta bantuan kemanusiaan, yang mana hal ini bertentangan dengan hukum internasional,” tulisnya.
Di pengujung tulisannya, ia menyertakan kesimpulan yang tegas dan pedas atas krisis kemanusiaan di Palestina.
Ia menulis, “Dengan menolak menuntut gencatan senjata untuk kemanusiaan dan menghalangi Dewan Keamanan PBB memaksakan gencatan senjata kepada kedua belah pihak, para pemimpin dunia terlibat dalam kejahatan-kejahatan ini.”
Reaksi Warganet
Unggahan Angelina Jolie ini langsung menuai reaksi warganet.
"Angelina terima kasih telah menjadi manusia. Terima kasih telah melihat kebenaran," kata @connies_sweetes********.
"Terima kasih telah menggunakan platformmu untuk menyebarkan kebenaran," kata @rib***.
Sementara aktris serial Marvel She-Hulk: Attorney at Law Jameela Jamil menulis, "Love you so much."
Advertisement
Angelina Tuntut Gencatan Senjata
Akhir pekan lalu, Angelina Jolie juga bersuara, menggaungkan desakan gencatan senjata dalam konflik ini.
"Apa yang terjadi di Israel adalah tindakan teror. Tapi hal tersebut tak bisa membenarkan nyawa tak berdosa yang tiada dalam pengeboman populasi rakyat sipil di Gaza yang tak punya tempat untuk pergi, tak ada akses untuk makan dan minum, dan bahkan tak punya hak asasi mendasar untuk menyeberang perbatasan sebagai pengungsi,” ujarnya.
Kondisi Gaza Sebelum Serangan 7 Oktober
Ia juga menyebutkan bahwa kondisi yang dihadapi warga Gaza sudah pelik—bahkan jauh sebelum konflik 7 Oktober meletus.
“Gaza memiliki populasi lebih dari 2 juta jiwa (setengahnya adalah anak-anak), yang telah hidup dalam blokade yang sangat ketat selama hampir dua dekade, selain itu selama beberapa dekade mengalami pemindahan dan tanpa kewarganegaraan.”
“Truk bantuan dalam jumlah sedikit yang berhasil masuk hanya sebagian kecil dari yang dibutuhkan (dan hadir rutin secara harian sebelum konflik ini), dan pengeboman membuat kebutuhan kemanusiaan yang baru, dibutuhkan secara harian,” tuturnya.
“Dilarangnya bantuan, bahan bakar dan air, adalah bentuk penghukuman secara kolektif,” kata Angelina, yang menyatakan ikut berdonasi untuk keperluan medis para pengungsi.
Advertisement