Liputan6.com, Jakarta Alsi Mega Marsha Tengker alias Caca Tengker berbagi pengalaman saat kedua putrinya kena tifus bergantian. Ini terjadi saat si bungsu berusia 2 tahun dan kakaknya, 3 tahun.
Mendapati dua anak ambruk akibat tifus, adik Nagita Slavina ini dihantui rasa bersalah. Berkali Caca Tengker bertanya pada diri sendiri mengapa ini bisa terjadi. Ia pun menarik hikmah.
Baca Juga
“Jujur saja, aku pernah pengalaman anak aku kena tifus dan itu gantian. Waktu umur 2 tahun dan satunya, 3 tahun. Sebagai orang tua tuh, ada banget rasa bersalahnya. Merasa kenapa anak aku bisa sampai sakit dan itu, kan masalahnya di pencernaan,” kata Caca Tengker.
Advertisement
Tak ingin terjadi hal buruk, anak-anak dilarikan ke rumah sakit dan mendapat sejumlah obat. Salah satunya, antibiotik. Sepengetahuan Caca Tengker, antibiotik membasmi bakteri. Bukan tidak mungkin, bakteri baik pun ikut hilang akibat konsumsi antibiotik.
Perihal Antibiotik
“Jadi setelah itu, karena harus minum antibiotik, setahu aku, ketika minum antibiotik, semua bakteri baik di ususnya pun hilang. Jadi untuk membangun bakteri baiknya lagi, butuh waktu banget. Jadi, perutnya sering enggak enak,” ia membeberkan.
Berkaca pada pengalaman, saat perut tak nyaman, mood atau suasana hati anak bisa memburuk. Konsentrasinya mudah terdistraksi. Bangun tidur pun, sudah terlihat lelah duluan hingga tak bersemanngat ke sekolah.
Kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan, Jumat (24/5/2024), Caca Tengker menarik napas lega mendapati kedua anaknya kini tumbuh sehat. Meski demikian, sebagai ibu, rasa waswas selalu ada, apalagi jika anak sakit.
Advertisement
Ada Yang Terasa Sakit?
“Alhamdulillah, sampai sekarang tumbuh kembang anak-anakku baik-baik saja tapi kekhawatiran selalu ada. Bahwa ketika mereka lagi sakit perut, enggak enak badan, tumbuh kembangnya terganggu enggak, ya? Yang pasti aku pikirkan perut mereka dulu,” ujar Caca Tengker.
Gara-gara tifus, pesohor dengan 2 jutaan pengikut di Instagram ini menyadari pentingnya kesehatan pencernaan. Merayakan Hari Kesehatan Pencernaan Sedunia yang jatuh pada 29 Mei, ia pun mengingatkan para ibu agar tak menyepelekan masalah perut anak.
“Mereka merasa sakit perut tapi enggak tahu cara mengekspresikannya. Jadinya, gampang kesal. Jadi kalau anakku mulai bad mood, nanyanya bukan lagi kenapa sih kamu marah-marah? Tapi, ada yang (terasa) sakit? Perutnya lagi enggak enak, ya?” akunya.
1000 Hari Pertama Kehidupan
Caca Tengker menyampaikan ini saat menjadi bintang tamu gelar wicara “Bebelac Digestive Week 2024.” Narasumber lain, dr. Frieda Handayani Kawanto, Sp.A(K), Subsp. G.H. mengingatkan, saluran cerna organ paling penting untuk si kecil pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
“Saluran cerna anak adalah sistem organ tubuh yang berkembang pesat pada awal kehidupan sekaligus berperan penting mendukung tumbuh kembang optimal, kesehatan holistik, dan fondasi utama kecerdasan si kecil,” ia mengulas.
Dalam kesempatan itu, Medical and Scientific Affairs Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., menyatakan pihaknya berkomitmen terus mengedukasi para ibu dengan menghadirkan pakar untuk berbagi ilmu tentang saluran cerna.
Ia menggaribawahi 1.000 hari pertama kehidupan sebagai periode emas untuk perkembangan fungsi pencernaan dan maturitas mikrobiota saluran cerna anak. Tak ada yang lebih membahagiakan hati ibu selain menyaksikan buah hati tumbuh sehat dan cerdas.
Marketing Manager Bebelac, Anissa Permatadietha Ardiellaputri, menambahkan, menyambut Hari Kesehatan Pencernaan Sedunia, Bebelac menggelar kampanye Bebelac Digestive Week 2024 dengan meluncurkan 2 inisiatif terbaru yakni Bebelac Tummyversity dan Bebejourney.
Bebelac Tummyversity adalah kegiatan edutainment agar anak maupun orang tua belajar kesehatan pencernaan melalui berbagai permainan, workshop, dan sesi edukasi bersama pakar yang hadir di 5 kota besar di Indonesia.
“Sedangkan Bebejourney alat pertama di Indonesia berbasis AI atau kecerdasan buatan untuk mendeteksi sekaligus memonitor kesehatan pencernaan anak secara mudah di rumah kapan saja, hanya dengan foto feses melalui ponsel,” Anissa Permatadietha menerangkan.
Advertisement