Liputan6.com, Jakarta - Blue Origin berhasil meluncurkan penyanyi Amerika Serikat Katy Perry dan lima perempuan lainnya terbang ke luar angkasa. Mereka terbang menggunakan Roket New Shepard menuju batas atmosfer.
Roket milik Blue Origin telah membawa para wanita tersebut hingga hampir 66 mil ke atmosfer. Ketinggian tersebut membuat enam wanita tersebut melayang beberapa saat sebelum akhirnya mendarat 11 menit usai peluncuran di Texas Barat pada Senin (14/4/2025) pagi.
Artinya, mereka terbang melampaui Garis Karman yang merupakan sebuah batas yang berjarak 62 mil (100 kilometer) di atas Bumi. Lalu, apa itu Garis Karman yang dilintasi Katy Perry saat naik Blue Origin?
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman Space pada Kamis (17/04/2025), Garis Karman adalah garis imajiner yang digunakan ilmuwan dan ahli astronomi untuk menentukan batas tegas antara Planet Bumi dengan luar angkasa. Garis tersebut ditetapkan berjarak 62 mil atau 100 kilometer di atas permukaan laut.
Batas Garis Karman ditetapkan secara internasional oleh Federasi Aeronautika Internasional (FAI) dan sudah disepakati oleh mayoritas negara di dunia. Para ahli sekaligus menyatakan bahwa ketinggian di atas 100 kilometer berarti sudah memasuki zona luar angkasa.
Sementara itu, jarak di bawah Garis Karman masih dianggap sebagai wilayah teritorial udara dari masing-masing negara berdaulat. Konsep dan gagasan tentang garis pembatas antara bumi dan luar angkasa ditemukan oleh Theodore von Karman, seorang ilmuwan dan ahli fisika berkebangsaan Hungaria/Amerika.
Pada 1944, Karman dan rekan-rekannya mendirikan laboratorium yang berfokus dalam penelitian roket, antariksa, dan zona luar bumi. Saat ini, pusat penelitian bernama Jet Propulsion Laboratory tersebut sudah menjadi salah satu pusat riset terkemuka yang sering digunakan oleh NASA.
Â
Ilmuwan Berpengaruh
Karman juga menjadi ilmuwan yang cukup berpengaruh dalam Perang Dunia I dan II karena ia beberapa kali terlibat dalam riset pembuatan desain awal helikopter dan penerbangan supersonik. Garis Karman memiliki kondisi udara tipis dan tidak akan mengakomodasi wahana biasa untuk bergerak di sana.
Menurut laman Astronomy pada Kamis (17/04/2025), pesawat dan wahana konvensional tidak lagi dapat terbang mencapai Garis Karman karena zona tersebut punya ketinggian di luar jangkauan daya angkat alat transportasi biasa. Untuk mencapai Garis Karman dan zona di atasnya, dibutuhkan wahana atau pesawat luar angkasa yang punya cara kerja khusus.
Daya jelajah astronaut juga ditetapkan berdasarkan jalur di garis ini. Dengan kata lain, seseorang bisa disebut berkualifikasi astronaut jika ia sudah mampu mencapai ketinggian di atas 100 kilometer dari permukaan bumi.
Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS berada pada ketinggian 248 mil atau sekitar 400 kilometer di atas permukaan laut. Zona ini merupakan wilayah yang berada tepat di atas jalur pembatas atau Garis Karman.
Jika dilihat melalui level atmosfer bumi, ketinggian 400 kilometer juga disebut sebagai wilayah Termosfer. Selain Stasiun Luar Angkasa, zona Termosfer juga menjadi wilayah orbit bagi banyak satelit buatan manusia.
Uniknya, ruang yang berada di atas Garis Karman ini juga menjadi perisai alami karena sanggup menyerap panas sinar matahari supaya temperatur permukaan bumi tidak terlalu panas.
(Tifani)
Advertisement
