Liputan6.com, Jakarta - Pembahasan mengenai politik dinasti yang melibatkan komika Pandji Pragiwaksono disimak netizen di media sosial.
Lini masa X (semula Twitter), ramai membahas podcast yang berisi obrolan Pandji dengan dua host podcast yang mengundangnya sebagai bintang tamu, tentang politik dinasti.
Alhasil, nama pria kelahiran Jakarta, 18 Juni 1979 meroket di lini masa. Dilihat Liputan6.com pada pukul 13.34 WIB, Kamis, 6 Juni 2024, Pandji memuncaki daftar trending topic di X.
Advertisement
Ia berada di urutan teratas dengan pembahasan netizen mencapai 431 ribu lebih komentar. Pandangan Pandji mengenai politik dinasti dianggap mewakili suara hati masyarakat, khususnya netizen di media sosial.
Diserbu Dukungan Netizen
Di kolom komentar akun X milik Pandji, sejumlah netizen memberikan dukungannya terhadap pandangan komika berkepala plontos ini.
"Indonesia emang harus punya orang² kek Lo gini bang, lanjutkan," cuit akun @masgah_
"Bang, saatnya lu terjun ke dunia politik. Sbntr lg ada Pilkada, gw yakin banyak parpol nawarin lo. Saran gw, terima bang di daerah yg potensial menang, alasan utama mencegah politik dinasti," sambung akun @yesmar_banu
"Sangat mewakili suara suara rakyat Indonesia.....," akun @dosenkesmas, menambahkan.
Â
Â
Advertisement
Merasakan Dampak Buruk
Diberitakan sebelumnya, Pandji merasakan dampak buruk dari bergulirnya politik dinasti. Karena itu, ia tak pernah menyukai praktek politik yang melibatkan keluarga di dalamnya.
Hal ini diungkap Pandji saat tampil di sebuah podcast yang ditayangkan di YouTube. Podcast tersebut viral usai Pandji memberikan pandangannya soal politik dinasti.
Â
Pandangan Pandji
"Tapi lo tahu ketika dinasti politik berada atau terjadi di kabupaten, di beberapa (tempat) kenapa lo tahu. Apakah lo dampak dari dinasti politik di sejumlah daerah di Indonesia," kata Pandji melempar pertanyaan kepada host podcast yang mengundangnya sebagai bintang tamu, seperti dilihat Liputan6.com, Kamis, 6 Juni 2024.Â
Pandji kemudian memaparkan pandangannya mengenai politik dinasti. Menurut dia, praktek politik tersebut memiliki indikasi yang kerap berdampak negatif.
"Ketika itu terjadi, ada indikasi yang begitu kuat ada kejahatan yang berusaha ditutupin dengan memastikan tidak ada office yang berubah. Karena kalau office berubah, maka rak-rak bisa dibuka, dosa-dosa bisa terungkap. Jadi untuk menjaga supaya tidak terungkap, orang yang jadi bagian keluarga ditaruh disitu lagi, itu adalah yang dihasilkan dari politik dinasti," Pandji memberikan pandangannya.
Â
Advertisement