Kekerasan di Mesir, Fast and Furious 7 Batal Syuting

Kota Dubai di Uni Emirat Arab pun dilirik sebagai lokasi syuting Fast and Furious 7, menggantikan Mesir.

oleh Anr diperbarui 18 Agu 2013, 14:00 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2013, 14:00 WIB
fast-and-furious-7-130818b.jpg
Pengambilan gambar untuk salah satu film sekuel terbaru Hollywood, Fast and Furious 7, batal dilakukan di Mesir. ini setelah kekerasan terhadap para pengunjuk rasa merebak dan ratusan orang dinyatakan tewas.

"Ketika mereka mengumumkan awal pembuatan film, mereka memang berencana syuting di Mesir. Tapi dengan apa yang terjadi di Mesir sekarang, mereka beralih ke Uni Emirat Arab, terutama Kota Abu Dhabi," kata CEO media Abu Dhabi Noura al Kaabi dalam The Nation yang berbasis di Abu Dhabi seperti dikutip dari Al-Arabiya, Minggu (18/8/2013).

Namun Kaabi tidak menampik bahwa kru film juga melirik Dubai sebagai lokasi syuting. Bila memang benar Fast and Furious 7 akan mengambil gambar di Uni Emirat Arab, produser film akan mendapat diskon 30 persen biaya produksi yang disediakan pemerintah setempat.

Program rabat 30 persen biaya produksi ini mulai diluncurkan pada September 2010 sebagai upaya negeri itu menarik para produsen film dan televisi internasional. Terutama agar mereka mau syuting di Uni Emirat Arab.

Fast and Furious 7 diharapkan meraih sukses seperti sekuel-sekuel sebelumnya. Fast & Furious 6, misalnya, sukses menaklukkan box office Amerika Serikat dan Amerika Utara di pekan perdananya. Meraup US$ 98,5 juta, film karya sutradara Justin Lin tersebut pun sukses menduduki peringkat pertama dan mengalahkan The Hangover III yang tampil mengecewakan dengan debut sebesar US$ 42,4 juta [baca: Fast & Furious 6 Berjaya di Box Office Amerika].

Diketahui, sebelumnya Fast Furious 6 juga sempat menghentak box office Inggris lewat peraihan sebesar 8.7 juta poundsterling [baca: Fast & Furious 6 Hentak Box Office Inggris].(Ant/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya