Ariel Sukses Bersama Peterpan dan Perpecahan dengan Andika

Kesuksesan mulai menghinggapi Ariel dan Peterpan. Namun sayangnya, Peterpan harus memecat Andika dan Indra.

oleh Aditia Saputra diperbarui 12 Nov 2013, 20:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2013, 20:00 WIB
ariel-131101b.jpg
Lambat laun nama Peterpan mulai mengisi hati para pendengar musik Indonesia. Perusahaan rekaman Musica Studio's pun tak melewatkan potensi Peterpan. Musica mempercepat pengajuan kontrak untuk debut album pertama Peterpan. Akhirnya debut album Peterpan bertajuk Taman Langit dirilis bulan Juni 2003. Dan ternyata album ini meledak. Harus diakui, salah satu faktor yang mendukung larisnya album ini adalah kualitas vokal Ariel dan kemampuannya mengolah lirik.

Maklum saja, lirik-lirik dalam lagu yang dinyanyikan Peterpan memang mengena. Lirik-lirik ini dibuat Ariel karena kekagumannya terhadap Kahlil Gibran. Pendek kata, liriknya mampu menyentuh dasar hati pendengar lagu-lagunya. Wajar jika nama Ariel semakin melambung. Posisinya sebagai frontman memungkinkannya menjelma jadi idola baru. Tak disangka, album perdananya mampu terjual di atas angka 650.000 kopi.

Atas prestasi tersebut, mereka menerima Multi Platinum untuk album Taman Langit. Puncaknya, saat album Bintang di Surga dirilis pertengahan 2004 lalu. Ariel benar-benar jadi pujaan pencinta musik Indonesia dari Sabang sampai Merauke.



Kemunculan Peterpan terus menarik perhatian para penggemar-penggemarnya. Apalagi, lagu andalan mereka di Taman Langit seperti "Sahabat", "Aku dan Bintang", "Semua Tentang Kita", "Topeng" dan "Yang Terdalam" banyak dihapal oleh para Sahabat Peterpan yang merupakan sebutan fans mereka.

Tak hanya jumlah penjualan, Ariel juga membawa Peterpan sukses mencetak rekor konser maraton di enam provinsi dalam tempo 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004. Konser itu dimulai di Medan, Sumatera Utara sekitar pukul 07.55 sampai 08.40 WIB. Dari sana, mereka lalu melanjutkan di Padang, Sumatera Barat sekitar pukul 10.45 hingga 11.30 WIB. Pada jam 12.55 hingga 13.40 WIB, Peterpan konser di Pekanbaru, Riau, terus Lampung pada jam 16.25 sampai 17.10 WIB. Ariel lantas membuka konser di Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 19.45 dan berakhir pada 20.30 WIB. Konser Peterpan ditutup di Surabaya sekitar pukul 22.15 sampai 23.00 WIB. Atas prestasinya ini, mereka berhak dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI)

Di tahun 2004 juga, Peterpan mengeluarkan album kedua bertajuk Bintang di Surga. Seperti sudah diprediksi sebelumnya, album ini pun kembali meledak dalam penjualannya. Berdasarkan data yang didapat dari Musica, album ini berhasil terjual 3 juta copy lebih.




Sungguh angka yang menakjubkan bagi band yang baru meluncurkan dua album ini.  Dengan perolehan angka tersebut, maka Peterpan mampu disejajarkan dengan band-band papan atas seperti Dewa dan Sheila On 7. Bahkan, saat itu, bisa dibilang popularitas Peterpan berada di atas kedua band tersebut. Lagu andalan album Bintang di Surga yang juga enak didengar adalah "Ada Apa Denganmu", "Mungkin Nanti", "Kukatakan Dengan Indah", "Bintang di Surga", "Di Atas Normal", dan "Khayalan Tingkat Tinggi".

Seakan tak puas, album ketiga Peterpan,  juga menjadi ost Alexandria. Film ini dibintangi oleh Marcel Chandrawinata, Julie Estelle, Kinaryosih, dan Fachri Albar. Pada Agustus 2005. Lagu andalan album ini adalah "Tak Bisakah" dan "Langit Tak Mendengar". Dalam perjalanan karirnya, lagu "Tak Bisakah" sempat menuai kontroversi karena dijiplak oleh musisi India untuk film Woh Lamhe Woh Lamhe dengan judul lagu "Kya Mujhe Pyaar". Namun, dalam penanganannya, kasusnya tak bisa diselesaikan secara hukum. Untuk penjualan album Alexandria ini berhasil terjual  1 juta kopi.

Pada awal tahun 2005, Peterpan meraih penghargaan sebagai artis favorit Indonesia di MTV Asia Aid di Bangkok. Dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2005, Peterpan menempati urutan teratas nominasi dengan memperoleh 11 nominasi. Empat di antaranya dicetak lewat lagu "Ada Apa Denganmu". Dari 11 nominasi itu, Peterpan mendapat 7 penghargaan, antara lain untuk "band terbaik", "album terbaik", "grafis desain album terbaik" dan "karya produksi terbaik", karena album Bintang di Surga. Pada ajang SCTV Music Awards 2005, Peterpan mendapat penghargaan di kategori "Album Pop Group Ngetop"' dan "Lagu Paling Ngetop".




Pada tahun 2005, Peterpan kembali merilis 2 album yaitu : VCD Untuk Sahabat Peterpan yang berisi Original VCD Karaoke termasuk video klip serta dokumentasi saat mereka melakukan pemecahan rekor konser selama 24 jam di 6 kota dan album jalur suara film Alexandria.

Kesuksesan Peterpan diselingi dengan pemecatan yang dilakukan Ariel kepada Andika dan Indra, Keduanya resmi keluar pada tanggal 4 November 2006. Kedua mantan personil Peterpan ini pada akhirnya membentuk Band lainnya yang diberi nama The Titans. Dengan keluarnya Andika dan Indra, posisi mereka ditempati oleh dua personil tambahan, yaitu David pada kibor dan Lucky pada bass. Perpecahan ini dipicu oleh ibunda Andika yang keberatan jika, Ariel, Uki, Lukman dan Reza, masih menggunakan nama Peterpan. Andika sempat mengancam akan paksa Peterpan stop manggung selama belum berganti nama.

Pada Mei 2007, Peterpan merilis album keempat mereka yaitu Hari yang Cerah. Acara launching album ini juga dibuat lain karena dilakukan di dua negara yaitu di Kuala Lumpur, pada 25 Mei 2007 dan di Monumen Pahlawan Gasibu, Bandung. Acara ini disiarkan langsung di 7 stasiun televisi. Album ini diklaim sebagai album terakhir mereka dengan nama "Peterpan". Ariel mengklaim bahwa pada akhirnya mereka akan melepaskan nama Peterpan dan menggunakan nama lainnya.





"Pergantian nama itu sudah menjadi resiko dari sebuah kesepakatan. Kami masih menunggu waktu yang tepat untuk itu, tapi itu pasti terjadi. Soal apa namanya, kami masih mencari yang pas. Nama baru itu tidak gampang karena harus sesuai dan tidak asal kasih nama," kata Ariel.

Pada 2008, Peterpan merilis album kompilasi bertajuk Sebuah Nama Sebuah Cerita. Album ini adalah karya terakhir Peterpan sebagai ancang-ancang untuk ganti nama band pada tahun berikutnya. Lagu andalan album ini adalah "Walau Habis Terang", "Kisah Cintaku", "Dilema Besar", "Menunggu Pagi", dan "Tak Ada yang Abadi". Pada tahun yang sama, Peterpan dibuatkan Replika Patung dan dimasukkan ke Museum Nasional Indonesia.

Pada tahun yang sama, David ditetapkan sebagai personil tetap Peterpan, karena terbilang cocok untuk mengisi posisi pemain keyboard yang kosong akibat keluarnya Andika, sebelumnya David mulai terbantu dan terlibat dalam pembuatan album "Hari Yang Cerah".(Adt/bs)

Baca juga:
Nazril Irham, Bocah yang Suka Melukis dan Ingin Jadi Arsitek




POPULER

Berita Terkini Selengkapnya