Pemprov Jatim Minta Bantuan BNPB Padamkan Kebakaran Gunung Arjuno

Pemadaman kebakaran di Gunung Arjuno dengan cara manual sudah dilakukan, namun dengan ketinggian dan tebing curam hingga kemiringan 60 derajat.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2019, 09:00 WIB
Pemadaman Kebakaran di Gunung Arjuno Butuh Water Bombing
Pemadaman kebakaran hutan di Gunung Arjuno butuh dukungan water bombing atau bom air dari udara (BPBD Kota Batu)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membantu menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Arjuno dan Welirang menggunakan pemadaman dari udara melalui water bombing.

"Kami sudah mengirim surat dan berkoordinasi langsung dengan Kepala BNPB untuk meminta bantuan water bombing, karena area terdampak karhutla cukup curam," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Senin (14/10/19).

Selain menuju ke titik lokasi cukup berat dan hanya bisa ditempuh berjalan kaki sekitar lima jam, di kawasan karhutla Gunung Arjuno yang terbakar cuacanya kurang mendukung, ditambah angin sangat kencang, dilansir dari Antara.

Gubernur Khofifah juga menyampaikan upaya pemadaman kebakaran di Gunung Arjuno dengan cara manual sudah dilakukan, namun dengan ketinggian dan tebing curam hingga kemiringan 60 derajat, ditambah angin kencang, maka pemadaman selama empat hari terakhir tak membuahkan hasil.

"Untuk efektivitas serta efisiensi dan mencegah karhutla semakin meluas, maka teknik water bombing ini sangat mendesak dan diperlukan," ucap gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Menurut dia, upaya pemadaman karhutla di Gunung Arjuno dan Welirang terus dilakukan karena di wilayah tersebut merupakan kawasan konservasi yang berfungsi melindungi sistem penyangga kehidupan, pengawetan dan tempat tinggal keanekaragaman jenis tumbuhan mau pun satwa.

Akibat karhutla ini, kata dia, beberapa tumbuhan dan satwa mulai terancam, seperti cemara gunung, pohon manisrejo, edelweis, macan tutul, rusa serta elang jawa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

28 Kebakaran pada Agustus

Berdasarkan catatannya, pada periode Agustus sampai Oktober 2019, sudah tercatat 28 kali kasus kebakaran hutan dan lahan dengan kategori cukup parah.

Karena itulah, lanjut dia, bila tidak segera ditangani akan terjadi kerusakan pada ekosistem hutan pegunungan yang bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor di musim hujan yang diperkirakan tidak lama lagi.

Sementara itu, penanganan karhutla Gunung Arjuno-Welirang dilakukan lintas kabupaten, terlebih salah prosedur dilakukannya water bombing dan untuk penanganan darurat harus diterbitkan surat pernyataan tanggap darurat bencana kebakaran hutan oleh beberapa pemkab setempat.

Dalam upaya pemadaman melalui water bombing ini Pemprov Jatim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim juga berkoordinasi dengan Polda Jatim serta Kodam V/Brawijaya.

"Saya mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bersama-sama mendoakan saudara kita para relawan dan TNI/Polri yang saat ini terus berupaya keras memadamkan karhutla di Jatim. Semoga mereka semua diberikan keselamatan dan kelancaran, serta mendapat ridho dari Allah SWT," tuturnya.

Kebakaran Gunung Arjuno di Wilayah Malang Mulai Terkendali

Sebelumnya, kebakaran hutan di kawasan lereng Gunung Arjuno di Kabupaten Malang, Jawa Timur saat ini sudah mulai bisa dikendalikan.

Kepala UPT Tahura Raden Soerjo Ahmad Wahyudi menuturkan, saat ini memang kondisi kebakaran di Gunung Arjuo sudah mulai terkendali. Akan tetapi, pihaknya masih memantau pada beberapa titik yang masih mengepulkan asap.

“Untuk sementara ini, kebakaran sudah bisa dikendalikan. Saat ini sedang pemantauan di beberapa titik yang masih ada asap,” ujar Wahyudi.

Kebakaran Gunung Arjuno, tepatnya di lerengnya yang berada di Blok Curah Sriti dan Blok Pusung Lembu, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, terjadi sejak Kamis, 10 Oktober 2019.

Dari titik tersebut, dikarenakan angin berhembus sangat kencang, membuat kebakaran melebar ke Blok Candi Teleh, Desa Klampok, Kacamatan Singosari, dan Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Selain kebakaran Gunung Arjuno, kebakaran juga terjadi pada lereng Gunung Welirang Blok Sawahan Gunung Ringgit, Desa Ledug, dan Blok Gumandar, Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.

Sementara di Pegunungan Anjasmoro, kebakaran terjadi di wilayah Desa Gumeng, Ngembat, Begaganlimo, Kecamatan Gondang, dan Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.

Dalam upaya untuk memadamkan api yang berkobar di lereng Gunung Arjuno tersebut, UPT Tahura Raden Soerjo telah mendapatkan bantuan dari Kepolisian Resort Malang, Komando Distrik Militer (Kodim) Malang, Perhutani, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, dan para relawan.

"Kemarin sudah diterjunkan kurang lebih 200 personel pemadam gabungan," kata Wahyudi.

Kebakaran Gunung Arjuno tersebut mengancam kelestarian ekosistem hutan pegunungan dengan keanekaragaman hayati. Apabila kerusakan berlanjut, dan musim hujan datang, ada potensi terjadinya banjir dan longsor. Selama musim kemarau 2019, setidaknya ada sepuluh kali kejadian kebakaran.

Pada Agustus 2019, kebakaran di lereng Gunung Arjuno harus dipadamkan melalui operasi pemadaman api dari udara menggunakan helikopter water bombing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya