Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meminta para pengurus tempat ibadah di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Mulai kemarin kita sudah membuat protokol-protokol atau tatanan di tengah pandemi ini. Kita sudah keluarkan pedoman nanti akan saya edarkan," kata Risma saat melakukan telekonferensi dengan pengurus tempat ibadah di Balai Kota Surabaya, Rabu, (10/6/2020), seperti dikutip dari Antara.
Dalam kegiatan sosialisasi yang diikuti tokoh agama serta pengurus masjid, gereja, vihara, dan kelenteng di Surabaya tersebut, Risma meminta para pengurus tempat ibadah menyiapkan petugas-petugas atau relawan untuk mengecek suhu tubuh dan mengatur jamaah yang akan beribadah.
Advertisement
"Pertama kita harus menyiapkan petugas yang harus setiap akan melaksanakan salat harus ada yang jaga. Karena ini penting untuk bisa screening (menapis) siapa yang tidak boleh berada di masjid atau mushala kita," ujar dia.
Selain itu, ia mengatakan, pengurus tempat ibadah juga harus menyampaikan kepada jemaah warga yang yang merasa sakit seperti batuk, sesak nafas, atau flu lebih baik beribadah di rumah dulu.
"Di Surabaya sudah terjadi sebelumnya, ada klaster yang berasal dari masjid. Karena itu ini jangan sampai terulang kembali. Sekali lagi kita harus berani menyampaikan kalau ada yang sakit agar tidak ikut salat di masjid," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Harus Miliki Protokol Ketat
Ia mengatakan, di antara orang yang terinfeksi virus corona baru (Sars-CoV-2) penyebab COVID-19 ada orang yang tidak mengalami gejala sakit tetapi tetap bisa menularkan virus kepada orang lain.
"Karena itu kita harus memiliki protokol-protokol yang ketat. Saya mohon dengan hormat mari kita patuhi protokol-protokol itu," ujar dia.
Risma juga mengingatkan para pengurus tempat ibadah untuk menyiapkan sabun di tempat wudu agar jamaah bisa mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum masuk ke tempat ibadah. Pengurus tempat ibadah juga harus memastikan jamaah yang hadir tidak melampaui 50 persen dari kapasitas tempat ibadah.
"Selain itu tidak menggunakan AC serta karpet untuk salat. Karena itu, jamaah diharapkan agar membawa peralatan shalat sendiri dari rumah masing-masing," ujar dia.
Advertisement