Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 telah memperkenalkan berbagai istilah baru yang perlu dipahami masyarakat. Salah satu istilah yang sering didengar adalah PDP atau Pasien Dalam Pengawasan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti PDP dan istilah-istilah penting lainnya terkait COVID-19.
Pengertian PDP (Pasien Dalam Pengawasan)
PDP atau Pasien Dalam Pengawasan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki gejala-gejala yang mengarah pada infeksi COVID-19 dan memerlukan pengawasan medis lebih lanjut. Kriteria seseorang dinyatakan sebagai PDP meliputi:
- Mengalami gejala seperti demam (suhu tubuh di atas 38°C), batuk, pilek, sakit tenggorokan, atau sesak napas
- Memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjangkit COVID-19 dalam 14 hari terakhir
- Pernah melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19
PDP akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan isolasi di fasilitas kesehatan untuk memastikan status infeksinya. Penanganan PDP dilakukan dengan sangat hati-hati untuk mencegah potensi penularan virus.
Advertisement
Perbedaan PDP dengan ODP dan OTG
Selain PDP, terdapat istilah lain yang sering digunakan dalam konteks COVID-19, yaitu ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan OTG (Orang Tanpa Gejala). Berikut penjelasan mengenai perbedaan ketiga istilah tersebut:
1. ODP (Orang Dalam Pemantauan)
ODP adalah seseorang yang memiliki riwayat perjalanan atau kontak dengan kasus terkonfirmasi COVID-19, namun belum menunjukkan gejala yang signifikan. Kriteria ODP meliputi:
- Memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjangkit dalam 14 hari terakhir
- Pernah melakukan kontak dengan kasus terkonfirmasi, namun tidak menunjukkan gejala yang jelas
ODP diharuskan melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari dan dipantau oleh petugas kesehatan secara berkala.
2. OTG (Orang Tanpa Gejala)
OTG merujuk pada seseorang yang tidak menunjukkan gejala apapun, namun memiliki risiko terpapar virus COVID-19 karena pernah melakukan kontak erat dengan kasus terkonfirmasi. Meskipun tidak bergejala, OTG tetap berpotensi menularkan virus kepada orang lain.
Perbedaan utama antara PDP, ODP, dan OTG terletak pada tingkat keparahan gejala dan riwayat kontak dengan kasus terkonfirmasi. PDP menunjukkan gejala yang lebih jelas dan memerlukan pengawasan medis lebih intensif dibandingkan ODP dan OTG.
Perubahan Istilah Terbaru dari Kementerian Kesehatan
Pada pertengahan tahun 2020, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan pedoman baru yang mengubah beberapa istilah terkait COVID-19. Perubahan ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan perkembangan situasi pandemi dan standar internasional. Berikut adalah istilah-istilah baru yang diperkenalkan:
1. Kasus Suspek
Istilah ini menggantikan PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Kasus suspek merujuk pada seseorang yang memiliki gejala-gejala yang mengarah pada infeksi COVID-19 dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Kriteria kasus suspek meliputi:
- Mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di daerah dengan transmisi lokal COVID-19
- Mengalami gejala ISPA dan memiliki riwayat kontak dengan kasus terkonfirmasi atau probable COVID-19
- Mengalami ISPA berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tanpa penyebab lain yang jelas
2. Kasus Probable
Kasus probable adalah kasus suspek dengan ISPA berat atau meninggal dunia dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19, namun belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kasus yang sangat mungkin terinfeksi COVID-19 berdasarkan gejala klinis, meskipun belum ada konfirmasi laboratorium.
3. Kasus Konfirmasi
Kasus konfirmasi merujuk pada seseorang yang telah terbukti positif terinfeksi virus COVID-19 melalui pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi dua kategori:
- Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
- Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
4. Kontak Erat
Istilah ini menggantikan ODP (Orang Dalam Pemantauan). Kontak erat adalah seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Kriteria kontak erat meliputi:
- Melakukan kontak tatap muka dengan kasus dalam radius 1 meter selama lebih dari 15 menit
- Melakukan kontak fisik langsung dengan kasus (seperti berjabat tangan, berpelukan)
- Merawat pasien COVID-19 tanpa menggunakan APD yang memadai
Advertisement
Pentingnya Memahami Istilah-istilah COVID-19
Memahami berbagai istilah terkait COVID-19 sangat penting bagi masyarakat karena beberapa alasan:
1. Meningkatkan Kesadaran dan Kewaspadaan
Dengan memahami istilah-istilah seperti PDP, ODP, dan kasus suspek, masyarakat menjadi lebih sadar akan risiko penularan COVID-19. Hal ini mendorong peningkatan kewaspadaan dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
2. Membantu Proses Pelacakan Kontak
Pemahaman tentang istilah kontak erat membantu masyarakat untuk lebih kooperatif dalam proses pelacakan kontak yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Hal ini sangat penting untuk memutus rantai penularan virus.
3. Mengurangi Stigma dan Diskriminasi
Pengetahuan yang benar tentang istilah-istilah COVID-19 dapat membantu mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang-orang yang termasuk dalam kategori PDP, ODP, atau kasus suspek. Masyarakat menjadi lebih empatik dan mendukung proses pemulihan.
4. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Kesehatan
Ketika masyarakat memahami istilah-istilah yang digunakan, komunikasi antara petugas kesehatan dan masyarakat menjadi lebih efektif. Hal ini penting dalam penyampaian informasi dan instruksi terkait penanganan COVID-19.
Langkah-langkah Pencegahan COVID-19
Terlepas dari status seseorang (PDP, ODP, atau lainnya), ada beberapa langkah pencegahan umum yang harus dilakukan oleh semua orang untuk mengurangi risiko penularan COVID-19:
1. Menerapkan Protokol 5M
- Memakai masker dengan benar, menutupi hidung dan mulut
- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer
- Menjaga jarak minimal 1-2 meter dari orang lain
- Menghindari kerumunan dan tempat-tempat ramai
- Mengurangi mobilitas yang tidak perlu
2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Menjaga kesehatan dan meningkatkan sistem imun tubuh melalui:
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
- Berolahraga secara teratur
- Mendapatkan istirahat yang cukup
- Mengelola stres dengan baik
3. Melakukan Isolasi Mandiri jika Diperlukan
Bagi mereka yang termasuk dalam kategori ODP atau kontak erat, penting untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan memantau gejala yang mungkin muncul.
4. Segera Mencari Bantuan Medis jika Ada Gejala
Jika mengalami gejala-gejala yang mengarah pada COVID-19, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat atau hotline COVID-19 untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Advertisement
Perkembangan Terbaru dalam Penanganan COVID-19
Situasi pandemi COVID-19 terus berkembang, dan penanganannya pun mengalami berbagai penyesuaian. Beberapa perkembangan terbaru dalam penanganan COVID-19 meliputi:
1. Vaksinasi Massal
Program vaksinasi COVID-19 telah dilaksanakan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Vaksinasi bertujuan untuk membentuk kekebalan komunitas dan mengurangi tingkat keparahan penyakit jika terinfeksi.
2. Pengembangan Obat-obatan
Para peneliti terus berupaya mengembangkan obat-obatan yang efektif untuk menangani COVID-19. Beberapa obat telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengurangi tingkat keparahan penyakit.
3. Peningkatan Kapasitas Tes
Banyak negara telah meningkatkan kapasitas tes COVID-19 mereka, termasuk penggunaan tes cepat antigen yang memungkinkan deteksi lebih cepat dan luas.
4. Adaptasi Kebiasaan Baru
Masyarakat mulai beradaptasi dengan "kebiasaan baru" dalam menjalani aktivitas sehari-hari, seperti penggunaan masker yang konsisten dan penerapan protokol kesehatan di berbagai sektor.
Tantangan dalam Penanganan COVID-19
Meskipun telah ada banyak kemajuan, penanganan COVID-19 masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
1. Munculnya Varian Baru Virus
Virus SARS-CoV-2 terus bermutasi, menghasilkan varian baru yang mungkin lebih menular atau resisten terhadap vaksin dan pengobatan yang ada.
2. Ketidakpatuhan terhadap Protokol Kesehatan
Masih banyak masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan, yang dapat mempercepat penyebaran virus.
3. Beban pada Sistem Kesehatan
Lonjakan kasus COVID-19 dapat membebani sistem kesehatan, terutama di daerah-daerah dengan sumber daya terbatas.
4. Dampak Ekonomi dan Sosial
Pandemi telah menyebabkan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan, yang memerlukan penanganan jangka panjang.
Advertisement
Peran Masyarakat dalam Penanganan COVID-19
Masyarakat memiliki peran krusial dalam upaya penanganan COVID-19. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menjadi Agen Informasi yang Bertanggung Jawab
Menyebarkan informasi yang akurat dan terpercaya tentang COVID-19, termasuk pemahaman tentang istilah-istilah seperti PDP, ODP, dan lainnya.
2. Mendukung Kebijakan Pemerintah
Mematuhi kebijakan dan anjuran pemerintah terkait penanganan COVID-19, seperti pembatasan sosial dan program vaksinasi.
3. Membantu Kelompok Rentan
Memberikan dukungan kepada kelompok masyarakat yang rentan terhadap dampak pandemi, baik secara kesehatan maupun ekonomi.
4. Menjaga Kesehatan Mental
Memperhatikan kesehatan mental diri sendiri dan orang-orang di sekitar, mengingat pandemi dapat menimbulkan stres dan kecemasan.
Kesimpulan
Memahami arti PDP dan istilah-istilah terkait COVID-19 lainnya sangat penting dalam upaya penanganan pandemi. Meskipun istilah-istilah ini mungkin mengalami perubahan seiring perkembangan situasi, esensi dari upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 tetap sama. Masyarakat diharapkan tetap waspada, patuh terhadap protokol kesehatan, dan berperan aktif dalam upaya memutus rantai penularan virus. Dengan pemahaman yang baik dan kerja sama semua pihak, kita dapat melewati tantangan pandemi ini dan beradaptasi dengan situasi "normal baru" dengan lebih baik.
Advertisement
