Liputan6.com, Surabaya - Seknas Jokowi masih enggan berbicara Calon Presiden 2024, baik itu Ganjar Pranowo, Puan Maharani maupun Prabowo Subianto.
Anggota Caretaker Seknas Jokowi Ismarilda menyatakan, pihaknya saat ini lebih fokus membantu pemerintah untuk program vaksinasi.
"Kita fokus pada target vaksinasi ya. Untuk yang politik nanti lah. Pak Jokowi bilang kan kita tidak boleh kesusu, karena masih lama. Saya masih ingat kata Pak Jokowi, Apabila sudah waktunya maka perahu besar ini akan berlabuh ke siapa," tutunya di Surabaya, Senin (1/11/2021).
Advertisement
Isma menuturkan, capaian vaksinasi yang sudah dilakukan di Surabaya sudah mencapai 2,55 juta orang (114,99 persen) untuk dosis yang pertama.
"Sedangkan vaksinasi dosis kedua, lebih dari dua juta orang atau setara dengan 91,07 persen," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum Seknas Jokowi ini.
Isma mengatakan, vaksinasi yang dilakukan oleh beberapa elemen ini merupakan kali kedua digelar di Surabaya dengan total 500 dosis vaksin yang disiapkan. Namun dari peserta vaksinasi tersebut, lanjut Isma, terpaksa ditolak karena rata-rata dari mereka menginginkan vaksin dosis ke tiga.
"Tadi ada yang beberapa datang itu meminta dosis ketiga, karena mereka melaksanakan vaksin sudah lebih 6 bulan. Mereka khawatir varian baru, rata-rata yang datang tadi lansia, terpaksa kita tolak karena aturan pemerintah," ucapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksin Ketiga
Isma menegaskan, pihaknya berharap pemerintah segera memberikan vaksin ke tiga bagi masyarkat ini sekaligus memperkuat herd immunity dan sebagai bentuk kewaspadaan varian baru
"Kasihan tadi banyak masyarakat yang pulang lansia-lansia. Mereka masyarakat yang rentan terpapar virus juga. Kalau gak salah Kemenkes menerangkan kita masih dihadapkan pada puncak gelombang ketiga Covid-19 pada Desember 2021," ujarnya.
Isma juga berpesan agar masyarakat tidak abai. Pandemi Covid-19 saat ini masih ada. Karena itu setiap individu harus siap melakukan perubahan perilaku untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai kebiasaan sehari-hari.
Advertisement