Surabaya Catat 323 Temuan Kasus HIV Sepanjang 2021

Untuk penanganannya, Nanik menerangkan bahwa memberikan pengobatan layanan gratis yang diberikan oleh 13 puskesmas dan 10 rumah sakit di Kota Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2022, 06:11 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2022, 06:11 WIB
[Bintang] Ilustrasi HIV
Meski sepele, kamu nggak boleh mengabaikan tanda seseorang terkena HIV ini ya. (Sumber Foto: POZ Magazine)

Liputan6.com, Surabaya - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menyebut ada 323 kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) sepanjang 2021.

"Penderita dan orang yang tertular HIV tidak menunjukkan gejala apapun," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Rabu (19/1/2022), dikutip dari Antara.

Menurutnya, selama ini Pemkot Surabaya secara intensif sosialisasi dan skrining, yakni deteksi dini HIV dan pendekatan kepada kelompok resiko tertular HIV seperti waria, pekerja seks, IMS (penyakit akibat infeksi yang dapat tertular melalui hubungan seksual), dan pengguna narkoba jarum suntik.

"Lalu pada kelompok rentan tertular HIV, seperti ibu hamil, calon pengantin, pekerja hiburan, ABK (Anak Buah Kapal) dan pekerja pabrik," ujarnya.

Nanik menjelaskan, pihaknya juga skrining pada pasien dengan penyakit tertentu yang kemungkinan dapat disertai oleh HIV, seperti pasien IMS, pneumonia, dermatitis kronis, dan diare. Dengan semakin gencarnya melakukan skrining, alhasil pihaknya menemukan banyak temuan kasus.

"Dengan keaktifan kami, akhirnya kasus semakin tinggi terdeteksinya. Pemeriksaan HIV ini ada di 63 puskesmas di Kota Surabaya, 54 rumah sakit, satu klinik berbasis pemerintah, dan satu klinik milik kantor kesehatan pelabuhan (KKP)," katanya.

Untuk penanganannya, Nanik menerangkan bahwa  memberikan pengobatan layanan gratis yang diberikan oleh 13 puskesmas dan 10 rumah sakit di Kota Surabaya. Kemudian, juga memberikan pendampingan, konseling, dan memberikan home care ke rumah penderita HIV, serta memberikan dukungan.

"Dari kelurahan juga memberikan susu dan permakanan untuk penderita yang tidak mampu. Kita juga selalu memberikan informasi yang komprehensif terhadap pencegahan penularan, yang rutin kita lakukan kepada sekolah, mahasiswa, kelompok pekerja hiburan dan masyarakat luas yang rentan terhadap penyakit ini," katanya.

Tak hanya itu saja, lanjut dia, pihaknya juga membentuk petugas penjangkau yang menjangkau kelompok-kelompok beresiko dengan melakukan akses pemeriksaan HIV di layanan Dinkes Kota Surabaya. 

Monitoring Pengobatan

[Bintang] Ilustrasi HIV
Meski sepele, kamu nggak boleh mengabaikan tanda seseorang terkena HIV ini ya. (Sumber Foto: Thinkstock Images/The Indian Express)

Kemudian melakukan monitoring pemberian pengobatan dengan pemeriksaan secara berkala, serta berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olah Raga serta Pariwisata untuk mendatangi rumah hiburan.

"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sampai dengan tahun 2021 lalu adalah penurunan signifikan dibanding tahun 2018 yang paling tinggi. Maka skrining terus kami lakukan dan Kota Surabaya juga memiliki Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang aktif pada 31 kecamatan.

Nanik juga mengomentasi soal data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur yang menyebut Kota Surabaya menjadi kota dengan kasus baru HIV/AIDS tertinggi se-Jawa Timur pada tahun 2021. Tercatat sebanyak 323 pasien AIDS baru di Kota Surabaya, disusul Kabupaten Banyuwangi 186, dan Jember sebanyak 174. 

Ia mengatakan salah satu penyebab utamanya karena banyak warga luar Surabaya yang melakukan pengobatan di Kota Pahlawan. "Jadi, banyak warga luar yang berobat ke Surabaya," kata Nanik. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya