Liputan6.com, Surabaya - Depo Sidotopo Surabaya saat ini menginjak usia satu abad. Untuk memperingati sejarah berdirinya Depo ini, KAI Daop 8 memamerkan tiga lokomotif lawas tahun 1977 dan 1983 yang diproduksi oleh General Electric asal Amerika Serikat.
Ketiga lokomotif lawas tersebut bernomor seri CC 201 77 01 (1977), CC 201 83 34 dan CC 201 83 48 (1983). Ketiganya hingga saat ini masih tetap eksis beroperasi melayani penumpang kereta api di Pulau Jawa dan di Sumatera untuk mengangkut batubara.
"Pada momentum peringatan satu abad berdirinya Depo Sidotopo Surabaya pada tahun 2023 ini, kami menghadirkan kembali Livery Vintage (motif warna) merah dan biru era tahun 1991 pada lokomotif seri CC 201," ujar Executive Vice President PT KAI Daop 8 Surabaya, Wisnu Pramudyo, Rabu (13/12/2023).
Advertisement
Wisnu mengungkapkan, setelah dilakukan perawatan di Balai Yasa Yogyakarta, sarana lokomotif CC 201 83 48 kini hadir di wilayah Daop 8 Surabaya dengan motif warna merah dan biru.
Selain itu, lanjut Wisnu, pada momen peringatan satu abad Depo Sidotopo Surabaya ini pihaknya juga menyampaikan edukasi tentang perkeretaapian.
"Serta mengadakan pameran fotografi, memberikan pemahaman kepada para masyarakat agar dapat turut berperan serta dalam menjaga keselamatan perjalanan kereta api," ucapnya.
Wisnu juga menjelaskan, lokomotif motif warna merah dan biru ini dahulu digunakan KAI pada era tahun 1991, dimana pada saat itu bernama Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).
"Lokomotif motif warna tersebut saat ini KAI aplikasikan pada Lokomotif CC 201 83 48 milik Depo Sidotopo Surabaya. Pengecatannya dilakukan di bengkel lokomotif Balai Yasa Yogyakarta," ujarnya.
Ajak Masyarakat Gunakan Kereta Api
Wisnu menyebut, lokomotif seri CC 201 produksi General Electric Amerika Serikat ini memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1.950 tenaga kuda (HP).
"Lokomotif ini juga mampu melaju hingga kecepatan maksimal 120km/jam, memiliki dua boggie yang masing-masing boggie memiliki tiga gandar penggerak dengan total enam traksi motor sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan," ucapnya.
Wisnu menegaskan, penggunaan motif warna merah dan biru lokomotif CC 201 83 48 ini diharapkan tidak hanya mengingatkan akan kenangan masa lalu.
"Tetapi juga untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan moda kereta api, serta mengenalkan sejarah perkeretaapian bagi masyarakat generasi sekarang," ujarnya.
Advertisement