Pengertian

Bruxism atau abrasi gigi adalah kondisi ketika seseorang memiliki kebiasaan menggemeretakkan gigi ke atas dan ke bawah. Tindakan ini bisa dilakukan saat beraktivitas sehari-hari atau saat tidur pada malam hari (sleep bruxism).

Sleep bruxism digolongkan sebagai gangguan tidur. Penderita sleep bruxism biasanya juga memiliki masalah dalam tidur, seperti mendengkur atau sleep apnea.

Untuk mencegah bruxism, Anda dapat melakukan hal-hal berikut ini:

  • Hindari kebiasaan menggigit benda keras
  • Hindari menyikat gigi terlalu keras
  • Hindari stres berlebihan
  • Kurangi minum minuman beralkohol dan kafein
  • Dan sebagainya

Diagnosis

Diagnosis bruxism dilakukan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Dalam wawancara, dokter akan mengajukan pertanyaan tentang kesehatan gigi umum, obat-obatan, rutinitas harian Anda, dan kebiasaan tidur.

Untuk melihat sejauh mana bruxism Anda, dokter akan mengecek otot rahang serta adanya kelainan gigi dan kerusakan gigi. Jika dokter mencurigai bruxism terkait dengan masalah psikologis atau gangguan tidur, mungkin Anda akan dirujuk ke terapis, konselor, atau dokter spesialis tidur.

Bruxism

Gejala

Tanda dan gejala bruxism adalah sebagai berikut:

  • Menggemeretakkan gigi keras-keras sampai terdengar
  • Gigi terlihat rata, retak, atau longgar
  • Gigi menjadi sensitif
  • Rahang atau wajah terasa nyeri
  • Otot-otot rahang terasa pegal dan tegang
  • Sakit kepala
  • Muncul lekukan-lekukan di lidah

Pengobatan

Dalam kebanyakan kasus, bruxism tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, jika sudah parah, Anda perlu mendapatkan pengobatan.

Jenis pengobatan bruxism tergantung dari penyebabnya. Misalnya, jika gigi longgar, Anda membutuhkan mouth guard (pelindung mulut) dan splint (kawat). Jika disebabkan oleh stres, maka Anda diharuskan melakukan manajemen stres dan terapi perilaku. Obat-obatan juga bisa diberikan, namun efektivitasnya masih belum terbukti.

Penyebab

Penyebab pasti dari bruxism belum diketahui secara pasti. Kemungkinannya bisa dipicu oleh hal fisik maupun psikologis, seperti:

  • Emosi, seperti stres, kecemasan, kemarahan, frustrasi
  • Berkepribadian agresif, kompetitif, dan hiperaktif
  • Posisi gigi rahang atas dan bawah yang abnormal
  • Gangguan tidur
  • Refluks asam lambung ke esofagus
  • Efek samping dari obat-obatan psikiatri
  • Akibat dari komplikasi penyakit lain, seperti Huntington atau Parkinson