Kebiasaan Menggertakkan Gigi Saat Tidur, Ini 4 Penyebabnya

Kebiasaan menggertakkan gigi dapat mengganggu tidur pada malam hari. Simak penyebabnya di sini.

oleh Chelsea Anastasia diperbarui 24 Jun 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi insomnia, susah tidur
Ilustrasi bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. (Photo by cottonbro from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit orang yang memiliki kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Kondisi ini disebut juga dengan sleep bruxism.

Mengutip Sleepopolis, kondisi ini bisa ditemukan baik pada orang dewasa maupun anak-anak. 

Namun, mengingat terjadi saat tidur, seseorang mungkin tidak menyadari memiliki kondisi tersebut jika tidur sendirian. Untuk mengatasi kebiasaan ini, tentu perlu memahami penyebab sleep bruxism. Apa saja?

Masalah Pernapasan

Menurut dokter gigi yang berbasis di Minneapolis Amerika Serikat (AS), David Cook, ada hubungan yang sangat erat antara bruxism dengan masalah pernapasan di malam hari.

"Yang kami tahu, bruxism dapat mengganggu tidur. Sebaliknya, makin banyak tidur yang terganggu, makin sering juga Anda menggertakkan gigi," tuturnya.

Cook mengungkap, hal ini berkaitan dengan cara bernapas yang sehat. Sebab, sebuah penelitian yang diunggah di jurnal Bioinformation pada 2020 menunjukkan, cara bernapas yang paling sehat adalah melalui hidung, yang sering disebut dengan pernapasan hidung.

“Namun, orang yang mengalami bruxism saat tidur sering bernapas melalui mulut, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan,” kata Cook.

Stres dan Kecemasan

Cook mengungkap, masalah kesehatan mental menjadi salah satu penyebab orang mengalami bruxism.

“Stres dan kecemasan dapat secara signifikan berkaitan dengan gertakan gigi saat tidur. Stres terkait pekerjaan, khususnya, dianggap sebagai faktor risiko yang cukup berpengaruh,” ujarnya.

Gangguan Sleep Apnea

Teori Simulasi Ancaman - Antti Revonsuo
Ilustrasi Tidur Credit: pexels.com/Andrea

Cook menjelaskan, bruxism sering terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lainnya, seperti sleep apnea. 

“Faktanya, obstructive sleep apnea tampaknya menjadi faktor risiko paling signifikan untuk bruxism dari semua gangguan tidur,” katanya.

Mengutip WebMD, obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan tidur yang terjadi karena sesuatu menghalangi sebagian atau seluruh saluran pernapasan atas saat tidur. Alhasil, diafragma dan otot dada harus bekerja lebih keras untuk membuka jalan napas dan menarik udara ke paru-paru.

Merokok

Lebih lanjut, Cook juga mengungkap bahwa beberapa penelitian menunjukkan hubungan erat antara merokok dan bruxism.

“Salah satu studi menemukan bahwa perokok berat lebih dari dua kali lebih mungkin mengalami bruxism mingguan dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok,” tuturnya.

Tips Mengatasi Menggertakkan Gigi Saat Tidur

Ilustrasi mouth guard atau pelindung gigi sebagai cara mengatasi bruxism. (iStockphoto)
Ilustrasi mouth guard atau pelindung gigi sebagai cara mengatasi bruxism. (iStockphoto)

Dengan mengetahui beberapa penyebab, tentu akan lebih mudah untuk menangani bruxism. Oleh sebab itu, Cook menyarankan beberapa cara untuk mengatasi gertakan gigi saat tidur.

1. Mengelola Stres

“Mengurangi stres dan tidur yang lebih baik akan mengurangi penggertakkan gigi,” kata Cook. 

Menurutnya, mungkin gertakkan gigi tak akan sepenuhnya hilang dengan pengelolaan stres. 

“Tapi bagaimanapun, itu akan membuatnya (bruxism) berada di level yang jauh lebih mudah dikelola," tambahnya.

Beberapa cara yang dapat dicoba adalah dengan melakukan yoga dan meditasi.

2. Menggunakan Mouth Guard atau Pelindung Gigi

Cook menyarankan untuk menggunakan mouth guard atau pelindung gigi saat tidur agar mencegah kerusakan gigi.

“Beberapa pelindung yang paling aman terbuat dari akrilik keras. Itu pas di rahang bawah dan melindungi gigi,” jelasnya.

3. Menemui Terapis Fisik atau Mental

Konsultasi ke Psikolog
Ilustrasi terapis fisik atau mental. (Sumber foto: Pexels.com).

Sebagai dokter gigi, Cook mengatakan bahwa ia bekerja dengan banyak terapis yang dapat membantu pasien yang mengalami bruxism.

“Saya biasa merujuk pasien untuk menemui terapis fisik atau psikolog perilaku,” tuturnya.

Cook mengungkap, terapis fisik dapat membantu mengatasi rasa sakit, juga berlatih untuk bernapas dengan benar.

“Ketika lidah ke atas dan ke depan, itu membuka jalan napas. Ketika berlatih rutin dengan terapis, seperti mempraktikkan lidah ke atas dan ke depan dengan jalan napas terbuka, bernapas akan lebih baik dan akan mengurangi gertakan gigi,” tutupnya.

Infografis Journal
Fakta Olahraga Dapat Membantu Gangguan Kesehatan Mental (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya