FC Porto atau Porto Football Club adalah sebuah klub raksasa asal kota Porto yang bermain di Liga Primeria atau Liga Portugal. Klub yang lahir pada tanggal 28 September 1983 ini pada awalnya ditemukan oleh António Nicolau de Almeida, seorang pedagang minuman anggur yang begitu tertarik terhadap sepak bola setelah mengunjungi negara Inggris. Pertandingan pertama Porto pada saat itu dengan berbagai klub asal Portugal, salah satunya adalah klub yang berasal dari kota Lisbon yaitu Foot-Ball Club Lisbonense. Pertandingan yang diselenggarakan pada 2 Maret 1984 ini begitu menarik perhatian seluruh orang di Portugal sehingga Raja Carlos dan Ratu Amélie of Orléans jauh-jauh berkunjung ke Porto hanya untuk mempersembahkan hadiah dan trofi kepada pemenang laga ini.
Setelah sempat tidak aktif karena adanya tekanan kepada keluarga Almedia, pada tahun 1906 Porto kembali aktif setelah disokong oleh José Monteiro da Costa, seorang mahasiswa yang baru saja menyelesaikan studinya di negara Inggris dan juga ikut kepincut dengan
sepak bola di negara Ratu Elizabeth itu.
Nama FC Porto akhirnya mencuat setelah pada musim 1921-1922 mereka berpartisipasi dalam kompetisi the Campeonato de Portugal
sebuah kompetisi yang dihelat oleh Federasi sepak bola Portugal. Format kompetisi yang bersifat knock out tak lantas membuat FC Porto gentar, pada laga final ia mampu mengalahkan Sporting CP dan sukses menjadi yang terbaik di daratan Portugal.
Meski berhasil meraih kesuksesan di Portugal, FC Porto musti menunggu hingga tahun 70an untuk mendapat pengakuan Internasional. Adalah José Maria Pedroto mantan pemain Porto yang kembali untuk menukangi FC Porto. Kembalinya José Maria Pedroto membuahkan hasil yang begitu positif setelah ia berhasil membantu FC Porto meraih titel keempatnya dan melaju ke babak final Winners Cup pada tahun 1983, meski pada saat itu musti mengakui ketangguhan Juventus dengan skor 4-1.
Kedatangan Jose Mourinho dan titel Liga Champions pertama untuk FC Porto
Performa Porto yang mengecewakan di bawah asuhan pelatih Octavio Machado membuat manajemen FC Porto kurang puas meski Octavio berhasilmembawa porto menjadi kampiun Supertaça pada musim 2000-2001.
Manajemen Porto pun bergerak cepat dengan mencari kandidat untuk pelatih baru, dua hari setelah pemecatan Octavio. FC Porto menunjuk pelatih muda yang sebelumnya melatih klub UniĂŁo de Leiria yaitu Jose Mourinho.
Penunjukkan Jose Mourinho mengudang tanda tanya apakah pelatih sekaliber dia mampu menghadapi tekanan yang begitu tinggi di FC Porto. Keraguan-keraguan itu Mourinho mentahkan setelah pada konferensi pers pertamanya ia berjanji untuk membawa FC Porto menjuarai titel Liga Portugal, Mourinho pun melambungkan nama-nama yang kelak menjadi tumpuan Tim Nasional Sepak Bola Portugal seperti Deco, Ricardo Carvalho dan Maniche.
Nama Mouriho pun mulai diakui sebagai salah satu manajer potensial setelah pada musim 2003-2004 ia berhasil membawa FC Porto meraih titel liga Champions keduanya setelah mengandaskan perlawanan AS Monaco dengan skor 3-0.
Berita Terbaru
Saat Sujud Doa dan Permintaan akan Dikabulkan Allah, Syaratnya Begini Kata UAH
Diskusi di Kemang Dibubarkan Paksa, Pramono: Aparat Penegak Hukum dan Pemerintah Harus Tanggung Jawab
Kepribadian Seseorang Berzodiak Libra, Harmoni dalam Setiap Langkah
6 Gaya Artis Anggun Pakai Kebaya di Acara Pelantikan Anggota DPR RI Periode 2024-2029
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 2 Oktober 2024
Israel Klaim Cegat Sebagian Besar dari 180 Rudal Balistik Iran
Sultan Najamudin Terpilih sebagai Ketua DPD RI Periode 2024-2029
Polisi Amankan 31 Pelajar Hendak Tawuran di Jakpus, Sita Sajam hingga Air Keras
Makin Marak, Polresta Banyuwangi Ungkap 39 Kasus Narkoba dalam 2 Pekan
Iran Serang Israel dengan Ratusan Rudal Balistik, Pembalasan atas Pembunuhan Haniyeh hingga Nasrallah
Rano Karno Sebut Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Perlu Dilakukan
Kata Gus Baha Sholat itu Harus Asyik, Cepat juga Tak Masalah, Ini Dalilnya