Pengertian

Psikosis merupakan gangguan kesehatan jiwa yang menyebabkan seseorang mempersepsikan dan menginterpretasikan berbagai hal secara tidak lazim. Persepsi ini sering kali bertolak-belakang dibandingkan dengan persepsi normal orang-orang lain di sekitarnya.

Secara singkat, psikosis ditandai dengan adanya persepsi kenyataan yang tidak baik. Mereka yang mengalami psikosis dapat menunjukkan gejala berupa halusinasi atau delusi.

Pengalaman ini dapat menakutkan, dan juga tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang mengalami psikosis dapat melukai diri sendiri atau orang lain. Oleh sebab itu, seseorang yang mengalami kondisi tersebut sangat disarankan untuk mendapatkan penanganan dengan segera.

 Psikosis

Penyebab

Psikosis dapat disebabkan oleh berbagai hal. Akan tetapi, penyebab pastinya pun masih belum sepenuhnya diketahui. Ada beberapa penyakit yang dapat memicu terjadinya psikosis. Selain itu, terdapat beberapa faktor pendorong munculnya psikosis dari kondisi tertentu, seperti penggunaan obat-obatan terlarang, kurang tidur, serta faktor lingkungan lainnya.

Beberapa situasi tertentu juga dapat menyebabkan berkembangnya tipe-tipe spesifik psikosis. Jenis penyakit pada otak seperti Parkinson, penyakit Huntington, kelainan kromosom tertentu, dan tumor otak, juga dapat menyebabkan terjadinya psikosis.

Hal ini masih ditambah dengan faktor penyebab dari beberapa jenis demensia yang bisa menyebabkan psikosis. Misalnya seperti yang terjadi pada penyakit Alzheimer, infeksi otak, beberapa jenis epilepsi, dan stroke.

Gejala

Dua tanda dan gejala utama dari psikosis adalah:

  • Halusinasi, merupakan kondisi ketika seseorang merasa mendengar, melihat, atau pada sebagian kasus, merasakan, menghirup, atau mengecap hal yang tidak nyata. Salah satu jenis halusinasi yang paling sering terjadi adalah mendengar suara-suara yang tidak nyata.
  • Delusi, merupakan kondisi ketika seseorang memiliki kepercayaan tertentu yang tidak nyata ada pada pandangan orang lain. Salah satu jenis delusi yang sering terjadi adalah seseorang yang meyakini bahwa ada orang-orang di sekitarnya yang berkonspirasi untuk mencelakainya.

Kombinasi halusinasi dan delusi dapat menyebabkan distres yang berat serta perubahan perilaku. Beberapa tanda dan gejala lain yang dapat menyertai kondisi psikosis adalah:

  • Kesulitan konsentrasi
  • Suasana hati depresi
  • Tidur yang berlebih atau kurang
  • Ansietas/ rasa cemas yang tinggi
  • Rasa curiga
  • Menarik diri dari keluarga dan teman-teman
  • Bicara yang tidak runut, misalnya mengganti topik secara tiba-tiba
  • Rasa ingin bunuh diri

Diagnosis

Diagnosis psikosis dapat ditentukan dari perbincangan medis dokter–pasien dan evaluasi psikiatris yang lengkap. Pemeriksaan ini dilakukan dokter dengan cara mengamati perilaku individu yang bersangkutan dan mengajukan pertanyaan seputar hal-hal yang dialami.

Pemeriksaan penunjang tertentu juga dapat dilakukan untuk menentukan bila terdapat masalah kesehatan lain yang melatari penyebab tanda-tanda psikosis.

Penanganan

Penanganan psikosis melibatkan kombinasi dari pengobatan dan terapi. Sebagian besar individu akan mengalami perbaikan kondisi lewat terapi obat-obatan.

Beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan adalah:

  • Pengobatan cepat. Sebagian penderita psikosis dapat mengalami agitasi dan berisiko tinggi melukai diri sendiri atau orang lain. Pada kondisi tersebut sangat penting untuk menenangkan penderita dengan cepat. Dokter dapat memberikan pengobatan melalui suntikan agar penderita segera berada dalam kondisi lebih tenang.
  • Terapi obat. Penderita psikosis bisa menampakkan respons yang baik terhadap pengobatan antipsikotik. Pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi halusinasi dan delusi guna membantu penderita untuk berpikir dengan lebih jelas.

Jenis pengobatan yang diresepkan oleh dokter bergantung pada gejala yang dialami. Pada sebagian kasus, hanya dibutuhkan konsumsi anti-psikotik untuk jangka waktu yang pendek untuk mengendalikan gejala. Namun, pada psikosis akibat skizofrenia, pengobatan umumnya dilakukan untuk jangka panjang.

  • Terapi perilaku kognitif. Terapi ini melibatkan pertemuan yang rutin dengan dokter atau psikolog dengan tujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku pasien.

Pendekatan ini terbukti efektif membantu seseorang dengan psikosis untuk menjalani perubahan yang permanen dan lebih efektif mengatasi masalahnya. Terapi ini efektif untuk gejala psikotik yang tidak dapat sepenuhnya diatasi lewat obat-obatan.

Pencegahan

Karena penyebab psikosis belum diketahui secara pasti, belum ada metode pencegahan yang terbukti efektif sepenuhnya dalam menghindari terjadinya kondisi ini.