Liputan6.com, Jakarta - Kesepian bisa jadi berdampak lebih dari sekadar menyakiti perasaan anak Anda.
Orang dewasa yang pernah mengalami kesepian semasa kecil lebih mungkin menderita psikosis. Hal ini merupakan temuan awal penelitian yang dipresentasikan di Kongres Psikiatri Eropa.
Baca Juga
Para peneliti menganalisis laporan dari 285 orang yang pernah mengalami episode psikosis pertama dan 261 orang yang tidak.
Advertisement
Dibandingkan dengan peserta yang melaporkan memiliki masa kecil yang bersosialisasi, para peneliti menemukan bahwa orang yang melaporkan merasa kesepian selama lebih dari enam bulan sebelum usia 12 tahun mungkin memiliki risiko lebih besar mengalami psikosis – halusinasi, delusi, dan pikiran bingung – di kemudian hari.
“Ada semakin banyak bukti mengenai konsekuensi negatif kesehatan dan sosial dari kesepian pada orang dewasa, namun lebih sedikit yang diketahui mengenai efek jangka panjang dari kesepian pada orang muda,” Dr. Covadonga Diaz-Caneja dari Institute of Psychiatry and Mental Health, Rumah Sakit Umum Universitario Gregorio Maranon, Madrid, Spanyol, mengatakan dalam pernyataannya pada konferensi yang berlangsung 6-9 April di Budapest, Hongaria.
“Meskipun masih bersifat awal, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kesepian pada masa kanak-kanak dapat menjadi faktor risiko awal gangguan psikotik di kemudian hari dan mendukung perannya sebagai target potensial untuk intervensi kesehatan mental preventif sejak usia dini,” ungkap penelitian tersebut, dilansir New York Post.
Kesepian di masa kecil dikaitkan dengan peningkatan 117% kemungkinan mengalami episode psikotik di kemudian hari bahkan ketika memperhitungkan faktor-faktor seperti isolasi sosial, menurut sebuah laporan oleh Independent.
Lebih Nyata Terjadi pada Perempuan
Hasil yang mengejutkan bahkan lebih nyata lagi terjadi pada perempuan.
Mereka yang melaporkan mengalami kesepian di usia sekolah dasar ditemukan memiliki kemungkinan 374% lebih tinggi terkena psikosis di masa dewasa, sementara rekan laki-laki mereka menunjukkan peningkatan yang relatif kecil sebesar 17%.
“Hal ini mungkin sangat relevan mengingat kesepian masa kanak-kanak adalah fenomena umum yang tampaknya semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir,” kata Diaz-Caneja.
Advertisement
Pentingnya Cermati Risiko Kesepian pada Kesehatan Fisik dan Mental
Amerika secara resmi menyatakan kesepian sebagai epidemi pada tahun 2022 ketika orang Amerika melaporkan meningkatnya perasaan kesepian dan memburuknya kesehatan mental setelah pandemi ini.
Profesor Andrea Fiorillo, presiden terpilih dari Asosiasi Psikiatri Eropa, mengatakan temuan baru ini menyoroti “tren yang mengkhawatirkan dan menggarisbawahi pentingnya mengatasi keterhubungan sosial dan kesejahteraan emosional sejak usia dini.”
Para ahli semakin memperingatkan risiko kesehatan fisik dan mental dari kesepian – sebuah penelitian bahkan menemukan bahwa keadaan pikiran sama buruknya bagi kesehatan Anda dengan merokok 15 batang sehari.