Sang Penari, berkisah tentang seorang lelaki yang memiliki kisah cinta dengan seorang penari ronggeng di sebuah desa kecil. Desa tersebut dirundung kelaparan, kemiskinan, dan kebodohan dengan latar tahun 1960-an yang dipenuhi dengan gejolak politik. Sang Penari merupakan film adaptasi kedua setelah film Darah dan Mahkota Ronggeng di tahun 1983. Film ini membutuhkan 2 tahun penelitian untuk menyajikan konteks sejarah yang ada di dalamnya, seperti unsur sejarah G 30 S PKI dan peristiwa Pembantaian Anti-Komunis.
Setelah film ini tayang di publik pada 10 November 2011, Ahmad Tohari selaku penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk, menyebutkan bahwa film ini layak untuk karyanya. Sang Penari dibintangi oleh Oka Antara, Prisia Nasution, Dewi Irawan, Landung Simatupang, Slamet Rahardjo, Hendro Djarot, Teuku Rifu Wikana, Happy Salma, Tio Pakusadewo, dan Lukman Sardi.
Sang Penari, Satu Film Terbaik Oka Antara
Semakin kesini, akting Oka Antara boleh dibilang terlihat semakin matang. Hal itu dibuktikannya saat ia bermain di film Sang Penari karya sutradara Ifa Isfansyah. Diadaptasi dari novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk tahun 1982 karya Ahmad Tohari, Sang Penari menceritakan kisah cinta tragis seorang pemuda desa dengan penari ronggeng baru di sebuah desa di Banyumas pada era 60-an dimana situasinya masih dipenuhi gejolak politik. Di film ini, tak hanya kembali memperlihatkan chemistry yang apik dengan Prisia Nasution, logat Banyumas yang dipakainya pun terlihat meyakinkan. Sang Penari akhirnya berhasil memenangkan empat dari sepuluh nominasi Festival Film Indonesia 2011. Mulai dari Sutradara Terbaik, Aktris Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik (Dewi Irawan) hingga Film Terbaik sebagai penghargaan tertinggi di ajang tersebut.
Diperkenalkan di Los Angeles
Prisia Nasution mendapat kesempatan untuk memamerkan film pendek karyanya berjudul Topeng, ke luar negeri. Keberuntungan itu diawali dengana adanya sebuah kerja sama antara sineas film Indonesia dengan Amerika Serikat dalam acara bertajuk Road to Los Angeles Indonesia Film Festival. Selain mengenalkan film pendeknya di Los Angeles pada 3-4 September 2014, Prisia juga mengenalkan film layar lebar yang ia perankan dan berhasil membawanya sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik pada Festival Film Indonesia 2011. "Ada film saya yang dibawa, Sang Penari dan Sokola Rimba. Dan ada film pendek saya sendiri. Tapi sebenarnya saya nggak mau bawa film pendek saya judulnya Topeng," kata Prisia Nasution di temui di Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (27/8/2014).
Berita Terbaru
5 Gunung Api Indonesia Berstatus Siaga, Kenali Potensi Bahaya dan Langkah Antisipasi
Habib Novel Bagikan Amalan Penyembuh 99 Penyakit dan Masalah dari Rasulullah, Bacaannya Pendek
Polisi Periksa 10 Saksi dalam Kasus Pembunuhan Siswi MI di Banyuwangi
Korlantas Polri Ungkap Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang
3 Hal yang Harus Diperbaiki Timnas Indonesia Jelang Lawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Hari Toleransi Internasional, Simak Rekomendasi Film Tentang Toleransi
Jumat Curhat, Duduk Santai Polisi Dengar Curhatan Warga soal Ragam Masalah
4 KO Terbaik ONE Friday Fights 87, Petarung 17 Tahun Petik Kemenangan di Debut
Ini Langkah Imigrasi Balikpapan Bangun Komunikasi dengan Media Massa
Peran Vital Perusahaan Mid-Market dalam Ekosistem Bisnis Global
Hukum Ziarah Kubur Menurut UAH, Apa Hubungannya dengan Hari Jumat?
Lawan Kemiskinan, Kepala BP TASKIN Resmikan Rumah Produksi Gizi