Penyebab dan Contoh
Mengacu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi stagflasi adalah keadaan inflasi yang sangat tinggi dan berkepanjangan, ditandai dengan macetnya kegiatan perekonomian.
Sedangkan dikutip dari Wikipedia, Kamis (21/7/2022), stagflasi adalah periode ketika inflasi dan konstraksi ekonomi yaitu menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran terjadi secara bersamaan.
Istilah stagflasi pertama kali disebutkan oleh United Kingdom Chancellor of the Exchequer Iain MacLeod dalam pidatonya di hadapan parlemen pada tahun 1965.
Investorpedia menyebutkan bahwa stagflasi adalah kondisi ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi yang lambat dan pengangguran yang relatif tinggi, pada saat yang sama disertai dengan kenaikan harga atau inflasi.
Stagflasi dapat didefinisikan sebagai periode inflasi yang dikombinasikan dengan penurunan produk domestik bruto (PDB).
Stagflasi ditandai dengan peningkatan agka inflasi secara simultan dan stagnasi output ekonomi.
Stagflasi pertama kali diketahui selama tahun 1970-an ketika banyak negara maju mengalami inflasi yang cepat dan pengangguran yang tinggi sebagai akibat dari guncangan minyak.
Pada periode tersebut terjadi resesi setelah krisis minyak ketika AS mengalami pertumbuhan PDB negatif.
Di saat yang bersamaan angka inflasi berlipat ganda pada 1973 dan mencapai dua digit pada 1974. Pengangguran pun mencapai 9 persen pada Mei 1975.
Indonesia Dibayangi Ancaman Stagflasi, Seberapa Mengerikan?
Indonesia mengalami tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan menghasilkan pertumbuhan 5,44 persen pada kuartal II-2022. Namun kondisi ekonomi yang sehat ini tak lantas membuat Indonesia bebas dari ancaman stagflasi.
Kondisi ini tak terlepas dari dampak krisis energi global yang sudah rembes ke sektor ekonomi riil. Terlebih baru-baru ini pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Tentunya kondisi ini menjadi momok sehingga kita melihat adanya tekanan stagflasi," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Makro, Bank Indonesia," kata Solikin dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2022: Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (7/9).
Inflasi yang tinggi juga disebabkan respon dari suku bunga yang tinggi. Sehingga akan menekan pertumbuhan dan berbuah pada stagflasi yang akan terus mengemuka.
Ancaman stagflasi ini akan berdampak pada Indonesia melalui tiga hal. Antara lain pelemahan ekspor, kenaikan harga komoditas dan gan yang memicu respon kebijakan dari negara maju.
Di sisi lain neraca pembayaran Indonesia masih sangat bagus karena tekanan nilai tukar yang dikelola lebih baik. Meskipun rupiah mengalami Depresiasi tetapi jauh lebih baik dibandingkan negara lain.
Hanya saja, yang menjadi masalah saat ini inflasi yang disebabkan gangguan rantai pasok. Terlebih saat ini aktivitas masyarakat mengalami peningkatan.
"Apalagi di tengah mobilitas masyarakat yang mulai meningkat," kata dia.
Untuk itu kata dia, strategi kebijakan moneter Bank Indonesia akan mendukung stabilitas nilai rupiah pada sisi inflasi maupun tekanan dari eksternal tadi. Caranya dengan tetap mengelola atau mendorong momentum pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.