Dubai Bangun Gedung Perkantoran Pakai Printer 3D

Dubai melakukan hal `out of the box` dengan membuat seluruh bangunan gedung perkantoran pakai printer 3D.

oleh Iskandar diperbarui 04 Jul 2015, 07:30 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2015, 07:30 WIB
Dubai Akan Bangun Gedung Perkantoran Pakai Printer 3D
Gedung perkantoran (ubergizmo.com)

Liputan6.com, Dubai - Printer 3D kini tak hanya dimanfaatkan untuk membuat sebuah prototipe. Banyak orang kreatif yang menggunakan perangkat inovatif tersebut untuk berbagai hal, seperti membuat jantung buatan dan super car.

Bila sebelumnya salah satu perusahaan properti asal Tiongkok membuat sebagian material bangunan dengan printer 3D, kini pemerintah Dubai melakukan hal yang lebih `out of the box` dengan membuat seluruh bangunan menggunakan device tersebut.

United Arab Emirates National Innovation Committee mengumumkan sebuah proyek, dimana mereka akan membangun gedung perkantoran yang seluruhnya memanfaatkan teknologi printer 3D di Dubai. 

Proyek ini akan dipimpin oleh sebuah perusahaan bernama Winsun global yang sebelumnya membangun seluruh gedung apartemen menggunakan alat cetak 3D.

Menariknya, tak hanya gedung yang akan dicetak menggunakan printer, tetapi furnitur yang ada di dalamnya juga bakal dicetak memakai perangkat canggih itu. Demikian seperti dikutip dari laman Ubergizmo, Sabtu (4/7/2015).

"Gedung ini akan menjadi kesaksian efisiensi dan kreativitas teknologi cetak 3D, yang kami percaya akan memainkan peran utama dalam membentuk sektor konstruksi dan desain. Kami akan menjadi pusat global untuk inovasi dan pencetakan 3D. Ini adalah langkah pertama dari banyak lagi yang akan datang," kata Al Gergawi, Ketua Komite Inovasi Nasional UAE.

Untuk membuat impian ini menjadi kenyataan, printer 3D dengan tinggi 20 kaki atau sekitar 7 meter akan digunakan untuk membangun gedung berukuran 2.000 kaki persegi atau sekitar 610 meter persegi.

Dalam proses pembangunannya akan menggunakan material Special Reinforced Concrete, Fiber Reinforced Plastic, dan Glass Fiber Reinforced Gypsum.

Proses pembangunan diperkirakan akan memakan waktu beberapa minggu dan diklaim dapat mengurangi biaya tenaga kerja sebanyak 50-80% dan mengurangi limbah konstruksi hingga 30-60%.

(isk/dew)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya