Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia software keamanan, Avast Software, mengklaim bahwa pihaknya dapat mengidentifikasi data pribadi yang sensitif pada smartphone yang dijual di toko-toko ponsel bekas.
Untuk melakukan uji coba, Avast membeli 20 smartphone di beberapa toko ponsel bekas dan menggunakan perangkat lunak data recovery yang banyak tersedia di pasar secara gratis untuk mendeteksi data di ponsel pintar tersebut.
Hasilnya, Avast berhasil menyelamatkan lebih dari 2.000 foto pribadi, email, pesan teks, faktur, dan satu video dengan konten dewasa yang telah dihapus pemilik sebelumnya.
Kedua, pemilik ponsel sebelumnya lupa melakukan log out dari akun Gmail dan hal ini menimbulkan risiko pemilik baru yang secara diam-diam membaca atau mengirim pesan melalui akun tersebut.
Baca Juga
Dua tahun sebelumnya, Avast melakukan eksperimen serupa dengan ponsel yang dijual pemilik secara online di Amerika Serikat. Dalam eksperimen ini, Avast menemukan lebih dari 40.000 foto pribadi, email, dan pesan teks.
Data lengkap yang berhasil diselamatkan Avast dari 20 ponsel tersebut diantaranya adalah:
• Lebih dari 1,200 foto
• Lebih dari 200 foto dengan konten dewasa
• 149 foto anak-anak
• Lebih dari 300 email dan pesan teks
• Lebih dari 260 jejak pencarian Google, termasuk 170 pencarian untuk konten dewasa
• Identitas dua pemilik sebelumnya
• Tiga faktur
• Satu kontrak kerja
• Satu video konten dewasa
Kesimpulannya, di saat teknologi smartphone yang kian berkembang, masih saja ada konsumen yang kurang memiliki kesadaran mengenai cara memproteksi data pribadi yang sensitif.
Advertisement
Baca Juga
Dalam eksperimen yang terakhir, semua ponsel dibeli dari toko ponsel bekas, sehingga Avast berkesempatan untuk berkonsultasi dengan pemilik toko sebelum membeli.
Para pemilik toko memastikan bahwa semua ponsel telah di-reset agar kembali ke setelan pabrik dan bahwa semua data dari pemilik sebelumnya telah dihapus. Namun, Avast menemukan 12 ponsel masih mengandung data pribadi pemilik sebelumnya.
Dari semua yang telah disetel ulang, 50 persen masih mengandung data pribadi dikarenakan ponselnya menggunakan Android versi lama yang memiliki fitur reset bermasalah.
Beberapa pemilik sebelumnya bahkan hanya menghapus data tanpa melakukan reset pabrik, yang berarti data-data belum sepenuhnya terhapus--hanya referensi ke data tersebut yang telah dihapus.
Pengguna sering lupa menghapus data
Pengguna sering lupa menghapus data
Beberapa pemilik sama sekali lupa menghapus data mereka atau melakukan reset ke setelan pabrik. Pemilik yang menjual ponselnya ke toko ponsel bekas akan melakukan tindakan pencegahan terlebih dahulu dengan menghapus data pribadinya, namun penjual yang mendapatkan ponselnya dengan mencuri atau menemukannya di suatu tempat kemungkinan kecil melakukan langkah tersebut.
Hal itu menekankan pentingnya pemilik toko untuk menghapus dan me-reset ponsel sebelum memajangnya, dan juga pentingnya pemilik ponsel untuk menginstal perangkat lunak anti-maling (anti-theft) sebagai tindakan pengamanan bila ponsel mereka hilang atau dicuri.
“Ponsel Android terbaru cukup aman dalam hal reset pabrik (factory reset), namun masih banyak ponsel dengan versi Android lama yang memiliki fitur reset yang kurang baik yang masih dijual,” ujar Gagan Singh, President of Mobile Avast Software melalui keterangan resminya, Senin (25/4/2016).
Menurut Singh, beberapa orang lupa menghapus data pribadi dan melakukan reset pabrik sebelum menjual ponsel mereka. Untuk memastikan bahwa semua data telah dihapus, pemilik harus melakukan overwrite terhadap data-data mereka.
"Tanpa melakukan langkah-langkah ini, data pribadi mereka dapat diakses oleh pemilik baru. Pemilik memiliki tanggung jawab untuk menghapus semua data sensitive dan data pribadi dari ponsel mereka sebelum dijual, dan mereka tidak bisa bergantung pada pemilik toko untuk menghapus sisa data yang ada,” terangnya.
Ketika menjual ponsel, Singh menganjurkan agar identitas dan data pribadi telah terhapus. Bila data pribadi Anda jatuh ke tangan yang salah, orang yang tidak bertanggung jawab dapat memanfaatkannya untuk melakukan pencurian identitas atau melakukan pemerasan, atau menyebarkan konten dewasa Anda lewat internet.
"Kami tahu bahwa pemilik ponsel tidak akan suka jika orang asing melihat foto-foto mereka, jadi pastikan Anda memiliki waktu untuk menghapus data sensitif sebelum menjual ponsel Anda,” tutupnya.
(Isk/Yus)
Advertisement