Liputan6.com, Dubai - Pergi ke Planet Mars kini bukan lagi jadi perkara sulit. Pasalnya, pemerintah Uni Emirat Arab dilaporkan sedang membangun miniatur planet merah tersebut di tengah gurun Dubai.
Dana yang digelontorkan pun tak tanggung-tanggung, yakni sebesar 100 juta Poundsterling ataus setara dengan Rp 1,8 triliun.
Miniatur bernama "Mars Science City" ini akan berbentuk dalam sebuah kubah raksasa berukuran 1,9 juta meter persegi.
Advertisement
Baca Juga
Nanti, kubah juga akan menampung kelompok ilmuwan yang akan bertugas untuk bereksperimen dengan makanan, air, serta sumber energi untuk Mars. Tujuan dibangunnya miniatur Mars memang tak lain untuk membantu proses persiapan 'migrasi' umat manusia ke sana, setidaknya dalam kurun waktu 100 tahun lagi.
Perdana Menteri Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid, menyambut positif atas dibangunnya miniatur planet Mars. Menurutnya, Uni Emirat Arab adalah negara yang pas untuk pembangunan miniatur Mars, mengingat kondisi lingkungan dan iklim 'mendekati' dengan Mars.
"Kami percaya dengan eksplorasi luar angkasa yang potensial. Karena itu kami berkolaborasi dengan mitra global dan pimpinan dunia untuk mendanai proyek ini demi keberlangsungan hidup di Mars pada masa depan," ujarnya sebagaimana dikutip Mirror, Senin (3/10/2017).
Sebetulnya, proyek tersebut juga merupakan bagian dari misi utama pemerintah Dubai bernama "Mars 2117 Strategy" untuk mengkolonisasikan 6.000 manusia ke Mars. Konsep dari misi ini adalah membangun kota di Mars dengan persediaan oksigen dan sumber daya yang tercukupi.
"Membawa umat manusia ke planet lain, memang telah menjadi mimpi semua manusia sejak lama. Karena itu, tujuan kami adalah berupaya sebisa mungkin untuk mewujudkan ini," tambah Sheikh.
Membangun Atmosfer Buatan
Selain Dubai, NASA juga berambisi untuk membangun pemukiman di Mars. Cara pertama yang mereka lakukan adalah 'merekayasa' lapisan atmosfer tipis dengan cara membangun dinding magnet di lapisan atmosfer. Mereka menyebutnya dengan nama "magnetosphere".
Dinding magnet berfungsi untuk melindungi planet dari radiasi partikel solar dan kosmik. Selain itu, ia juga berperan untuk menciptakan efek rumah kaca yang mampu menghasilkan cairan yang turun ke permukaan tanah planet.
Berdasarkan analisis peneliti, Mars sebetulnya sudah memiliki magnetosphere, namun menipis dan menghilang sejak tiga miliar tahun lalu.
Dinding tersebut juga akan menciptakan dua 'kutub' yang nantinya akan menciptakan sirkuit elektrik yang dapat menghasilkan area magnet buatan. Nanti, setelah bertahun-tahun Mars baru bisa membangun kembali lapisan atmosfernya secara perlahan.
Saat ini, rencana tersebut masih tertuang dalam proposal Planetary Science Vision 2050 Workshop. Bisa jadi, rencana ini baru bisa diimplementasikan pada 2050 mendatang.
(Jek/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement