Liputan6.com, Jakarta - Pekan pameran pendidikan tingkat lanjut, World Post Graduate Expo 2018, tengah berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (12/5/2018).
Acara yang dihadiri para rektor dan perwakilan edukasi negara asing ini turut dihadiri oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir.
Dalam pidato pembukaannya, Nasir membahas beberapa hal mulai dari microchip pada manusia, distant learning, dan cyber institute.
Advertisement
Nasir pun mengatakan dirinya tertarik pada penanaman chip di tubuh manusia (chip implan) yang dapat dipakai untuk hal seperti memantau kesehatan, identifikasi personal, dan memonitor lokasi.
Baca Juga
"Ini adalah satu inovasi yang dihasilkan di Korea Selatan. Saya bertanya ke penelitinya tentang kemungkinan microchip untuk data personal, dan ternyata sangat mungkin. Saya berpikir ini bisa dipakai untuk meninggalkan e-KTP," ungkap Nasir.
Ia menjelaskan keuntungan microchip yang dipasang pada tubuh manusia memiliki keuntungan di berbagai bidang, seperti kedokteran.
"Dengan microchip di tubuh manusia, dokter bisa lebih efisien dan cepat mendiagnosis, tidak perlu ikut tes-tes lab," jelas Nasir.
Dalam hal monitoring pun, microchip bisa dipakai untuk melacak dan mengenali orang.
"Kalau kita kombinasikan dengan big data, lewat microchip itu bahkan bisa memberi infornasi ke nana istri pergi, bahkan istrinya bisa tahu kalau suami menikah lagi," candanya.
Ia turut menyebut negara yang kuat bukan penduduknya besar, bukan yang kaya, tapi yang bisa berinovasi. Nasir pun berharap kepada para anak muda, terutama yang sedang belajar di luar negeri, dapat mencapai inovasi tersebut.
Â
Memperkuat e-Learning
Dalam acara yang sama, Nasir dan jajarannya juga membahas adanya cyber institute yang terdiri dari universitas-universitas terkenal di Indonesia.
Hal lain yang diungkapan Menristekdikti adalah distant learning. Ia pun berharap distant learning pada bidang eksakta juga dapat terjadi, dan tidak hanya di bidang sosial.
Kementeriannya sendiri sudah melakukan inovasi melalui Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) yang memungkinkan e-learning bagi mahasiswa agar bisa mengambil mata kuliah di universitas lain, dan tetap mendapatkan nilai dan SKS.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement