Menkominfo Ungkap Kelemahan Robot Sophia

Menkominfo Rudiantara berbincang dengan robot Sophia, dan mengungkap kelemahan kecerdasan buatan yang menjadi otak robot tersebut.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Sep 2019, 14:59 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 14:59 WIB
Menkominfo Rudiantara berbincang dengan robot Sophia
Menkominfo Rudiantara berbincang dengan robot Sophia. Liputan6.com/Tommy Kurnia

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengajak robot Sophia berinteraksi dalam acara Youth Dialogue 2019 di Jakarta. Dalam perbincangan itu, Rudiantara "menguji" kapabilitas robot tercerdas di dunia tersebut.

Pada awalnya, Rudiantara bertanya soal hubungan asmara antara robot-manusia. Sophia menjawab itu memungkinkan dan zaman sekarang sudah ada orang yang menikahi smartphone bahkan hologram, meski Sophia sendiri tak tertarik pacaran karena masih muda.

Kemudian, pria yang karib disapa Chief RA itu kembali bertanya soal kencan dan Sophia tampak bingung. Rudiantara menyebut Sophia tidak paham karena pertanyaan itu tak di-script dan tak ada di Q-card (kartu pertanyaan).

Rudiantara berkata itu adalah kelemahan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang menjadi otak robot.

Robot pun tak mampu bertindak dan berpikir natural seperti manusia. Pekerjaan seperti stand-up comedian pun disebut aman dari kehadiran robot.

"Stand-up comedian tidak dirancang kalimatnya... Kalau tak pakai Q Card, (Sophia) bisa ngaco jawabannya. Bagaimana pun manusia tak bisa dikalahkan AI," ujar Rudiantara, Selasa (17/9/2019) di Jakarta.

 

Pemerintah Akomodasi Perkembangan Teknologi

Menkominfo
Menkominfo Rudiantara didampingi Bupati Kab Pulau Morotai Benny Laos meninjau NOC Palapa Ring Paket Tengah di Kab Pulau Morotai, Maluku Utara. (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani).

Meski demikian, Rudiantara mendorong penggunaan AI di pemerintahan, terutama dalam penggunaan chatbot sebagai customer service. Rudiantara juga menegaskan pemerintah mengakomodasi perkembangan teknologi dengan light-touch regulation.

Peran pemerintah pun kini bergeser dari sekadar regulator menjadi fasilitator dan akselelator agar memberi jalan ke startup untuk berkembang, sekaligus membantu mempertemukan investor asing dengan lokal.

Rudiantara pun mengaku hobi bergaul dengan para developer muda untuk mendengar pendapat.

"Saya sekarang lebih banyak bertemu, mingle, dengan milenial. Kita bicaranya guys, bro, sis, maunya apa," pungkas Rudiantara.

(Tom/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya