Liputan6.com, Jakarta - Laporan dari State of the Global Islamic Economy pada 2019-2020 menyebut Indonesia menjadi negara terbesar ketiga dengan pengembang busana muslim terbaik di dunia, setelah Uni Emirat Arab dan Turki.
Sementara menurut Thomson Reuters, Indonesia juga merupakan konsumen busana muslim terbesar ketiga di dunia, yang membelanjakan sekitar Rp 300 triliun per tahunnya.
Baca Juga
Lonjakan permintaan busana muslim juga signifikan pada momen Ramadan dan Lebaran. Pada 2019, Tokopedia dan iPrice melaporkan produk kaftan mencatatkan pertumbuhan tujuh kali lipat dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Advertisement
Pada 2020, pencarian untuk kategori fashion di Google mulai naik di minggu pertama Ramadan dan mencapai puncaknya pada pertengahan minggu ketiga.
Belajar dari tren sebelumnya, beberapa brand busana muslim di Indonesia mengaku fokus untuk mengalihkan strategi penjualan ke ranah online (jualan online) pada 2021.
Tiga di antaranya adalah Lamia Activewear, Iskanti, dan Parte. Ketiganya menyadari bahwa pandemi telah mendorong semakin banyak orang Indonesia untuk berbelanja secara online, di mana mereka bisa melakukan pembelian kapan saja dan dari mana saja.
Hal tersebut didukung dengan data Google yang menunjukkan bahwa selama Ramadan 2020, terdapat 79 persen peningkatan pencarian tentang cara berbelanja online.
Untuk menjangkau pembeli secara efektif, Lamia Activewear, Iskanti, dan Parte mengaku menggunakan solusi e-commerce Sirclo Store untuk mengoperasikan website sendiri dan mempermudah transaksi jual-beli. Salah satu alasannya adalah untuk menjaga nuansa otentik dan identitas brand.
"Parte merupakan brand yang sustainable dan ethical, dan kami merasa perlu menyampaikan value brand ini sambil mengedukasi pembeli. Sayangnya, marketplace bukan medium yang tepat karena visualnya amat terbatas dan terkesan ramai," ujar Founder & Creative Director Parte, Qonitah Al Jundiah (Thata), melalui keterangannya, Kamis (25/2/2021).
Lewat Sirclo Store, ia melanjutkan perusahaan benar-benar bisa menyampaikan pesan secara lengkap dan jelas. Mulai dari tampilan, pemilihan jenis huruf, hingga foto dan bahasa di website.
"Semuanya kami sesuaikan sedemikian rupa, sehingga pembeli yang berkunjung ke website memang karena mereka tertarik dengan produk kami, bukan karena mengejar diskon atau promo," Thata.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Dari Jualan di Medsod Beralih ke Website
Sementara Mega Iskanti, content creator sekaligus Founder dan CEO Iskanti, mengaku awalnya hanya berjualan melalui media sosial (medsos).
Namun, seiring berjalannya waktu, ia kesulitan mengelola pesanan yang membludak. Melalui website yang dibuat dengan Sirclo Store, kini ia bisa meningkatkan automatisasi dan efisiensi waktu secara signifikan, sehingga operasional bisnisnya pun semakin rapi.
"Dengan adanya website, pembeli bisa berbelanja setiap waktu tanpa perlu dibantu oleh admin, sehingga proses transaksi menjadi lebih cepat dan mudah. Bagi pengelola toko online seperti saya, fitur-fitur yang ada di dashboard juga sangat membantu," katanya.
Hal serupa diungkapkan Mipah Putri Suharti, Founder dari Lamia Activewear, yang mulai berjualan sportswear untuk muslimah sejak 2017.
Sedari awal, Mipah mengaku memprioritaskan pengembangan jual-beli online karena amat sesuai dengan pola perilaku pembeli masa kini yang ingin berbelanja dengan efisiensi waktu maksimal.
"Kami sangat terbantu dengan adanya website, karena memudahkan tim untuk melihat laporan, status pesanan, dan menghubungkan kami dengan konsumen," tuturnya.
Advertisement
Sambut Ramadan 2021
Founder dan CEO Sirclo, Brian Marshal, mengaku terus menghadirkan inovasi dan fitur canggih untuk membantu para mitra brand dalam menyambut Ramadan 2021.
"Kami punya misi untuk menghadirkan layanan A-Z untuk berjualan online, tidak hanya dengan membangun website, namun juga verifikasi pembayaran, fitur pemasaran, hingga notifikasi pengiriman produk secara otomatis," ujarnya.
Dengan begitu, Brian melanjutkan, para pemilik brand bisa menggunakan waktunya untuk perencanaan strategis dan inovasi bisnis mereka.