Liputan6.com, Jakarta - Sebagian operator seluler Tanah Air tengah mengikuti ajang pameran teknologi seluler terbesar di dunia, Mobile World Congress/ MWC 2023 di Barcelona, Spanyol.
Deretan perusahaan telko ini meneken kerja sama dengan berbagai perusahaan dunia guna mengembangkan ekosistem digital hingga jaringan 5G jadi lebih kuat di Indonesia.
Baca Juga
XL Axiata misalnya, bekerja sama dengan Cisco untuk menyiapkan jaringan 5G dan infrastruktur cloud untuk solusi IoT.
Advertisement
Melalui kerja sama ini, kemampuan jaringan XL Axiata bakal ditingkatkan dengan otomasi end-to-end dan jaringan optik, untuk mendukung perusahaan dalam mengubah jaringan yang sudah ada menjadi jaringan siap 5G. Hal ini juga sekaligus memperkuat layanan konektivitas Internet of Things (IoT).
Direktur sekaligus Chief Digital Transformation and Enterprise Business Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya mengatakan, menata ulang jaringan seluler adalah inti strategi XL Axiata untuk terus maju, memanfaarkan Cisto Routed Optical Networking and Automation.
Menurut Yessie, pengembangan solusi IoT hasil kolaborasi antara XL dan Cisco akan memberikan solusi sesuai kebutuhan market Indonesia, terutama untuk pelanggan korporasi.
"Melalui XL Axiata Business Solutions, kami akan memberikan solusi ICT terintegrasi terbaik bagi pelanggan dengan standar industri internasional, yang dapat meningkatkan produktivitas ataupun efisiensi perusahaan," tutur Yessie.
President, Service Provider, Asia Pacific & Japan Cisco, Sanjay Kaul, menyebut, kedua perusahaan akan mengubah cara infrastruktur dibangun, untuk menghubungkan sebanyak mungkin orang ke internet yang berkualitas.
Bisa Hemat Daya 45 Persen
XL sendiri terus meningkatkan jaringan melalui strategi berbasis data dan investasi. XL mengklaim, dengan menerapkan solusi dari Cisco, perusahaan berpotensi hemat daya hingga 45-70 persen untuk real-estat atau ruang untuk peralatan.
Implementasi teknologi Automation dan Cisco Routed Optical Networking ini dilakukan untuk memperluas jaringan IoT yang kuat dan mendukung berbagai industri, termasuk keuangan, ritel, dan pemerintahan.
Transisi ke Routed Optical Networking bakal membantu XL meningkatkan ketahanan jaringan dan mendukung Service Level Agreement yang jadi fondasi untuk layanan 5G di masa mendatang.
Advertisement
Telkomsel Kerja Sama dengan Ericsson dan Qualcomm Ujicobakan 5G di Frekuensi Baru
Di sisi lain, Telkomsel bersama Ericsson dan Qualcomm Technologies bakal menggunakan spektrum frekuensi baru 3,5GHz dan 26GHz untuk uji coba teknologi 5G. Kominfo sendiri telah mengizinkan penggunaan kedua spektrum baru tersebut untuk uji coba.
Ketiga perusahaan akan menginisiasi uji coba 5G akses nirkabel tetap atau fixed wireless access dengan sub-6 dan mmWave Extended Range, yang diperluas dengan konektivitas gigabit last mile.
Lewat kerja sama ini, Telkomsel, Ericsson, dan Qualcomm mempersiapkan kapasitas jaringan 5G dengan latensi rendah, menggunakan teknologi 5G NR-dual connectivity dari Ericsson di kedua spektrum di atas.
Kolaborasi baru ini jadi kelanjutan dari uji coba teknologi 5G extended range yang sebelumnya dilakukan. Kini, peta jalan kolaborasi diperluas untuk menghadirkan 5G standalone NR-DC (dual connectivity) menggabungkan bandwidth 100 MHz di frekuensi 3,5GHz dan 800 MHz di frekuensi 26GHz untuk kapasitas besar, latensi rendah, dan kecepatan throughput hingga 7,37 Gpbs.
Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam menyebut, dengan pemanfaatan konektivitas mobile broadband dan teknologi terkini dari penyedia infrastruktur teknologi seperti Ericsson dan Qualcomm membuat Telkomsel dapat melanjutkan kolaborasi memperluas pengembangan roadmap teknologi FWA berbasis 5G di Indonesia.
Indosat dan GSMA Fokus Pada Mitigasi Berbasis Seluler
Lain lagi dengan Indosat Ooredoo Hutchison yang presensinya di Mobile World Congress salah satunya fokus pada mitigasi berbasis seluler untuk isu perubahan iklim dan lingkungan.
Dalam hal ini, IOH menandatangani nota kesepahaman dengan Global System for Mobile Communications Associations (GSMA) guna meningkatkan ketahanan lingkungan dan ekonomi Indonesia, dengan mitigasi seluler untuk berbagai isu perubahan iklim.
Salah satu yang dibahas adalah IOH dan GSMA bakal melakukan program konservasi mangrove dan upaya meningkatkan produktivitas pembudidaya udang dan kepiting menggunakan teknologi IoT di Kalimantan Utara.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, mengatakan “Indonesia terus memainkan peranan pentingnya untuk mendorong pengendalian perubahan iklim dunia. Isu-isu prioritas yang telah dibahas pada Climate Sustainability Working Group (CSWG) sebagai rangkaian G20 lalu, menjadi dasar kerja sama kami dengan GSMA."
Pihaknya meyakini, aksi nyata dari pemanfaatan teknologi digital ini bakal meningkatkan ketahanan lingkungan dan ekonomi masyarakat sekitar di Kalimantan Utara. Program ini juga dinilai akan meningkatkan perekonomian masyarakat di masa depan.
Sementara itu, Chief Regulatory Officer at GSMA and President Mobile for Development Foundation, John Giusti, menyebut, kolaborasi ini jadi contoh baik bagaimana seluler bisa menghubungkan komunitas yang rentan, dengan solusi digital yang memungkinkan mereka meningkatkan ketahanan iklim.
Adapun program kerja sama IOH dan GSMA bakal dilakukan dalam dua bentuk kegiatan, yakni pemetaan partisipasif laut dan pesisir menggunakan teknologi geospasial untuk lahan pertanian rumput laut. Kedua adalah digitalisasi budidaya udang menggunakan pemantauan berbasis IoT agar produktivitasnya meningkat.
(Tin/Ysl)
Advertisement