Pasar Kamera Entry-Level Naik Berkat Tren Vlogging

Sebelumnya, pengamat mmengatakan bahwa kamera entry level telah menjadi penyebab kebangkitan industri kamera. Namun, saat ini lebih banyak orang yang memilih kamera vlogging sebagai kamera entry-level mereka. Berikut laporannya.

oleh M. Labib Fairuz Ibad diperbarui 04 Sep 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2023, 17:00 WIB
Canon EOS M50 Mark II
Canon menghadirkan kamera mirrorless EOS M50 Mark II yang ditujukan untuk pehobi fotografi dan pembuat vlog untuk media sosial (Foto: PT Datascrip)

Liputan6.com, Jakarta - Industri kamera sedang mengalami perkembangan. Seiring berjalannya waktu, kamera vlogging telah berkembang menjadi jenis kamera level pemula yang baru dan semakin populer.

Perubahan ini mungkin tidak terlalu mencolok, tetapi kamera vlogging telah membuka pintu untuk pengguna kamera pemula yang baru, ungkap Digital Camera World, Senin (4/9/2023).

Banyak produsen kamera, seperti Sony, Canon, dan Fujifilm, telah merilis berbagai model kamera vlogging. Sebagai contoh, Sony telah meluncurkan sejumlah kamera untuk keperluan vlogging. Di Jepang, Sony bahkan telah memfokuskan perhatiannya pada videografi dengan merombak isi toko-tokonya.

Tren ini terjadi karena pasar kamera tradisional mengalami penurunan, sementara pasar vlogging mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bahkan, vlogging telah menjadi salah satu area pertumbuhan utama dalam industri kamera selama beberapa tahun terakhir.

Menurut data resmi CIPA – the Camera and Imaging Products Association, dan laporan dari sektor ritel, kamera vlogging telah menjadi perangkat pencitraan level pemula yang baru.

Hal ini tercermin dalam pernyataan Nikkan Kogyo Shimbun--salah satu surat kabar bisnis terkemuka di Jepang--menyatakan "Dapat dikatakan bahwa kamera vlogging adalah mesin entry-level yang memperluas basis pengguna kamera."

"Produsen kamera bersaing di pasar video blog (vlog). Masing-masing perusahaan telah melengkapi produk mereka dengan fungsi yang diperlukan untuk perekaman vlog," lanjut tulisan tersebut.

Dengan demikian, kamera level pemula yang dulu biasa digunakan oleh fotografer pemula telah menjadi kamera vlogging. Pembeli kamera pertama mereka bukan lagi fotografer pemula, melainkan vlogger pemula. Fotografi juga cenderung menggunakan kamera smatphone yang telah berkualitas.

Berita ini melanjutkan pemberitaan sebelumnya mengenai kebangkitan industri kamera berkat kamera entry-level.

 

Pengamat: Industri Kamera Digital Bangkit Lagi Berkat Kamera Entry-Level

Cara Merawat Kamera Digital
Filter Pelindung Lensa / Sumber: iStockphoto

ndustri kamera digital merupakan salah satu dari daftar industri paling terdampak oleh pandemi global Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020 lalu.

Adanya pembatasan kegiatan masyarakat juga berarti berkurangnya fotografi, videografi, serta juga pembelian kamera dan peralatannya.

Namun, seiring berjalannya waktu, industri kamera digital kian membaik seperti halnya industri lain, seperti industri pariwisata yang mulai kembali hidup setelah lockdown dua tahun. Namun pada industri kamera digital, terdapat faktor penting yang membuatnya kembali membaik.

Dikutip dari Digital Camera World, Minggu (3/9/2023), yang melansir laporan Nikkan Kogyo Shimbun--salah satu surat kabar bisnis terkemuka di Jepang--kamera entry-level menjadi penyelamat dari industri ini.

Menurut laporan tersebut, "Penjualan kamera secara umum telah tumbuh sejak tahun 2021, dan motor penggeraknya adalah model-model introductory yang bahkan pemula pun dapat gunakan."

Data dari CIPA – the Camera and Imaging Products Association, mendukung pernyataan ini. Nilai pengiriman kamera digital pada periode Januari-Juni meningkat sebesar 12,6% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai sekitar USD 2,2 miliar. Kamera mirrorless juga terus meningkat baik dalam nilai maupun volume pengiriman.

Kebangkitan ini belum mencapai puncak tertingginya industri ini pada tahun 2012. Pada tahun ini, terjual sebanyak 20,16 juta kamera, sementara CIPA saat ini memperkirakan hanya sekitar 5,72 juta kamera yang akan terjual pada tahun 2023.

Namun, pertumbuhan sebesar 12,6% dalam setahun adalah pemulihan yang patut diacungi jempol. Tetapi apakah ini hanya berkat kamera entry-level saja? Ternyata terdapat faktor lain yang turut mendukung pertumbuhan ini. 

Faktor Lainnya

Canon EOS M50 Mark II
Canon menghadirkan kamera mirrorless EOS M50 Mark II yang ditujukan untuk pehobi fotografi dan pembuat vlog untuk media sosial (Foto: PT Datascrip)

Jelas ada faktor-faktor kunci lain yang turut berperan, meskipun masalah rantai pasokan dan manufaktur masih berlanjut, gangguan yang dihadapi pabrik tak seberat tahun sebelumnya.

Juga, masyarakat tak lagi terkurung di rumah mereka karena pandemi. Jadi, mereka tidak hanya bepergian, tetapi juga membeli kamera dan peralatannya untuk mengabadikan momen bepergian mereka.

Selain itu, banyak orang yang dahulu ketika lockdown mengembangkan minat mereka dalam dunia fotografi dan videografi mereka hanya menggunakan smartphone. Oleh karena itu, wajar jika mereka kemudian 'naik kelas' dengan membeli kamera entry-level.

Namun, sebenarnya ledakan terbesar juga terlihat dalam kamera vlogging dan kamera untuk merekam video yang dalam banyak hal telah menjadi 'kamera entry-level' generasi ini.

Seorang perwakilan dari CIPA mengharapkan kamera untuk vlogging akan menjadi salah satu jalan untuk memperluas pasar.

Hironobu Shimoyama, dari perusahaan elektronik raksasa Jepang, Yodobashi Camera, setuju bahwa permintaan untuk perekaman video meningkat secara signifikan.

Dengan adanya faktor ini, menandakan bahwa industri kamera digital sedang kembali bangkit secara perlahan setelah lockdown yang dialaminya.

Untuk kamu yang ingin memulai menjadi vlogger juga, ini beberapa tips yang dapat kamu pelajari. 

Sony Luncurkan Kamera Vlogging ZV-1 II, Ini Spesifikasi dan Harganya

Kamera Sony ZV-1 II (Sony)
Kamera Sony ZV-1 II (Sony)

Sony meluncurkan kamera generasi kedua dari seri kamera vlog ZV-1, yaitu Sony ZV-1 II, dengan angle yang lebih lebar dibandingkan pendahulunya.

Yoshiyuki Fujioka, President Director of PT Sony Indonesia mengatakan, perangkat ini bisa jadi pilihan bagi banyak orang, termasuk lifestyle vloggers, traveler, influencer media sosial, dan kreator konten.

"Kami telah mendengarkan permintaan dari para pengguna dan menyediakan fitur-fitur yang paling penting bagi para vlogger dan kreator konten di seri ZV," kata Fujioka, mengutip siaran pers, Jumat (14/7/2023).

Kamera ZV-1 II hadir dengan 1.0-type Exmor RS image sensor (sekitar 20.1 megapixel efektif), BIONZ X image processing engine, dan lensa ZEISS Vario-Sonnar T 18-50mm F1.8-4.

Selain itu, terdapat lensa sudut lebar 18-50mm yang dapat mengambil gambar mulai dari group selfies hingga gambar di ruangan yang sempit atau merekam aktivitas sehari-hari yang dinamis.

Fitur lain kamera Sony ini adalah Multiple Face Recognition, yang mengenali beberapa wajah dan secara otomatis menyesuaikan fokus agar semua wajah tetap jelas saat mengambil gambar selfie bersama dua atau tiga orang.

Kamera Sony ini juga hadir dengan desain praktis yang ringan, sehingga dapat dibawa untuk bepergian. Terdapat juga optical wide zoom lens dapat dengan mudah dibawa di dalam saku atau tas kecil.

ZV-1 II mendukung berbagai teknik pengambilan gambar dengan layar vari-angle yang cocok untuk gambar selfie, desain body yang mudah digenggam (atau dengan grip GP-VPT2BT opsional).

Berita selengkapnya.

Infografis Fitur Baru Kamera Tilang Elektronik di Jakarta. (Liputan6.com/Triyasni)

Infografis Fitur Baru Kamera Tilang Elektronik di Jakarta
Infografis Fitur Baru Kamera Tilang Elektronik di Jakarta. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya