Jepang Akhirnya Setop Penggunaan Disket Setelah Lebih dari 20 Tahun

Pemerintah Jepang akhirnya berhasil menyetop penggunaan floppy disk alias disket di semua sistem, dua dekade sejak masa kejayaannya atau lebih dari 20 tahun.

oleh Iskandar diperbarui 03 Jul 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2024, 19:00 WIB
disket-131208c.jpg
Disket

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jepang akhirnya berhasil menyetop penggunaan floppy disk alias disket di semua sistem, dua dekade sejak masa kejayaannya atau lebih dari 20 tahun.

Pada pertengahan bulan lalu, Badan Digital Jepang telah menghapus 1.034 peraturan yang mengatur penggunaan disket, kecuali satu pembatasan lingkungan terkait daur ulang.

"Kami telah memenangkan perang terhadap disket pada 28 Juni!," ujar Menteri Digital Taro Kono, yang vokal mengenai penghapusan mesin faks dan teknologi analog lainnya di pemerintahan, dikutip dari Reuters pada Rabu (3/7/2024).

Badan Digital sendiri dibentuk selama pandemi COVID-19 pada tahun 2021, ketika upaya untuk melakukan pengujian dan vaksinasi secara nasional menunjukkan bahwa pemerintah masih bergantung pada pengarsipan dokumen dan teknologi yang sudah ketinggalan zaman.

Seorang tokoh karismatik dengan 2,5 juta pengikut di platform X, Kono, sebelumnya mengepalai kementerian pertahanan dan luar negeri serta penempatan vaksin COVID.

Ia mengambil perannya sebagai Menteri Digital Jepang pada Agustus 2022 setelah gagal menjadi perdana menteri.

Namun, upaya digitalisasi Jepang menemui banyak hambatan. Aplikasi pelacakan kontak gagal selama pandemi dan penerapan kartu identitas digital My Number milik pemerintah berjalan lebih lambat dari yang diharapkan.

Disket 3,5 inci telah menjadi perangkat lunak PC andalan hingga tahun 90an--5 miliar disket berukuran 3,5 inci digunakan pada tahun 1996.

Namun disket tidak dapat memenuhi tuntutan perangkat lunak yang membengkak. Sony, salah satu produsen terbesar, berhenti memproduksi floppy disk 3,5 inci sejak tahun 2011.

Perang Terhadap Disket

Menlu Jepang temui Sekjen ASEAN
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono didampingi Sekjen ASEAN, Lim Jock Hoi melihat-lihat Gedung Sekretariat ASEAN dalam kunjungannya di Jakarta, Selasa (26/6). Pertemuan ini menandai hubungan Jepang dan ASEAN yang ke-45. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jepang menyatakan perang terhadap disket alias floppy disk. Kaget kan, karena ternyata di negara dengan teknologi secanggih Jepang masih ada yang memakai perangkat penyimpanan jadul tersebut.

Rupanya, Menteri Digital Jepang Taro Kono secara terbuka di Twitter menyatakan perang terhadap penggunaan disket.

Menteri Karo Tono menyebut, pemerintah Jepang memiliki terlalu banyak bisnis yang mengharuskan orang untuk menyerahkan formulir dan aplikasi melalui perangkat lama, misalnya floppy disk (disket), CD, dan lain-lain.

Kini, Jepang berupaya menghentikan penggunaan disket dan membiarkan semua orang mengirimkan aplikasi dan formulir secara online.

Sekadar informasi, pada 2022, disket seolah jadi menjadi duri dalam daging bagi teknologi di Jepang. Pasalnya, di negara maju dan bermartabat serta terkenal sebagai pusat industri elektronik, robotika, dan budaya siber rupanya penggunaan disket masih ada.

Penggunaan disket di Jepang termasuk untuk keperluan mentransfer data bagi mitra bisnis. Bahkan baru-baru ini, masih ada beberapa insiden kehilangan disket di Jepang, membuktikan bahwa penggunaan disket masih berlaku di negara tersebut.

Pada 27 Desember lalu misalnya, Kepolisian Metropolitan Jepang mengaku kehilangan data pribadi 38 warganya. Mereka mengajukan permohonan perumahan umum di Meguro Ward Tokyo dan pemerintah perlu mengkonfirmasi dengan polisi apakah pemohon beralifiasi dengan kelompok kriminal.

Selama survei, mereka mentransfer data para pelamar melalui disket. Di luar dugaan, disket tersebut hilang secara tidak sengaja sehingga informasi pribadi para pemohon perumahan juga hilang.

Sampai Dikira Hoaks

Memasuki 2015, Pemerintah AS Masih Pakai Disket
Disket (Foto: Business Insider)

Ketika kabar ini menyeruak, banyak yang mengira itu adalah hoaks karena siapa yang percaya Jepang masih memakai disket.

Selain dipakai oleh pemerintah, disket juga masih dipakai oleh sistem perbankan di Jepang. Laporan Nikkei menyebut, Bank Yamagata memiliki setidaknya 1.000 nasabah yang memakai disket untuk mentransfer data gaji karyawan mereka.

Tentunya dalam kasus ini disket dipakai oleh pengusaha UMKM. Baru beberapa hari lalu, organisasi di Jepang melakukan survei terhadap 300 orang berusia 15-29 tahun. Setidaknya, 20 persen di antara anak muda ini masih memakai disket.

Infografis Jepang dan Inggris Tergelincir ke Jurang Resesi. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis Jepang dan Inggris Tergelincir ke Jurang Resesi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jepang dan Inggris Tergelincir ke Jurang Resesi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya