Liputan6.com, Jakarta - Teknologi robotik berkembang pesat, dari sebatas hanya membantu pekerjaan fisik, tetapi kini merambah dunia seni.
Baru-baru ini, robot humanoid bernama Ai-Da berhasil menjual lukosan karyanya senilai lebih dari USD 1,320,000 atau setara Rp 20,7 miliar di rumah lelang Sotheby's, New York, AS.
Advertisement
Baca Juga
Fakta Kasus Terpidana Mati Mary Jane yang Dibebaskan, Korban TPPO yang Diselamatkan Presiden Filipina
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Timnas Indonesia Makin Berpeluang Usai Bahrain dan Australia Imbang
Timnas Indonesia Berpeluang Cetak Sejarah Usai Nangkring di Peringkat 3 Klasemen Grup C
"Lukisan berjudul "AI God" buatan Ai-Da ini menggambarkan cryptanalyst terkenal Alan Turing, figur penting dalam dunia teknologi dan kriptografi modern," sebagaimana dikutip dari Gizmodo, Selasa (12/11/2024).
Advertisement
Dalam situs web-nya, Ai-Da dikembangkan oleh Aidan Meller dan didesain khusus untuk menggambar dan melukis menggunakan kamera di matanya, algoritma AI, dan lengan robotiknya.
Menurut situs perusahaan penciptanya, Ai-Da digambarkan sebagai robot seniman realistis mampu menghasilkan karya seni unik dari interpretasi visualnya sendiri.
Penjualan lukisan ini juga memecahkan rekor sebagai karya seni pertama robot humanoid laku di lelang ternama. "Momen ini menandai babak baru dalam sejarah seni modern dan kontemporer," ungkap Sotheby.
Selain itu, kemampuan sang robot ini juga mencerminkan meningkatnya persimpangan antara teknologi AI dan pasar seni global.
"Nilai utama dari karya saya adalah kemampuannya untuk menjadi katalisator dialog mengenai teknologi sedang berkembang,” ujar tim pembuat robot Ai-Da.
Robot AI Ini bisa Bantu Pilihkan Kosmetik Sesuai Warna Kulit
Di sisi lain, raksasa kosmetik Korea Selatan, AmorePacific, baru saja meluncurkan lab kecantikan bertenaga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang langsung dibanjiri pelanggan.
Lab ini menawarkan pengalaman unik di mana robot AI dapat mencampur produk kosmetik secara custom dan merekomendasikan warna lipstik sesuai warna kulit.
"Setiap orang memiliki warna kulit spesifik, namun kebanyakan hanya membeli warna yang umum tersedia di pasaran," ujar Kwon You-jin, pelanggan berusia 32 tahun yang mencoba layanan kosmetik pintar ini, dikutip dari Reuters, Senin (15/7/2024).
"Mendapatkan lebih banyak data tentang kulit saya sendiri, dan melihat hasil perbedaannya secara langsung, merupakan pengalaman yang luar biasa," tutur Kwon setelah menerima laporan hasil analisis kulit yang dibuat AI.
Advertisement
Tren Penggunaan AI di Dunia Kecantikan?
Setelah analisis tersebut, robot AI kemudian mencampur foundation yang disesuaikan dengan warna kulit Kwon You-jin.
Tren penggunaan AI di dunia kecantikan kini semakin marak. Merek global seperti L'Oréal dan Sephora milik grup LVMH juga turut memanfaatkannya untuk menciptakan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan prediksi Statista Market Insights, penjualan industri kecantikan global, termasuk kosmetik, mencapai USD 625,6 miliar (sekitar Rp 10 kuadriulin) pada 2023. Angka ini terus meningkat stabil setiap tahunnya sejak penurunan pada 2020 akibat pandemi Covid-19.
Teknologi di Balik Robot AI AmorePacific
AmorePacific mengklaim mereka menggunakan AI untuk merekomendasikan pilihan terbaik dari 205 foundation dan 366 warna produk bibir yang berbeda kepada pelanggan.
"Kami menggunakan deep learning dan teknik machine learning untuk mengubah proses evaluasi data dari banyak kulit orang yang dilakukan para ahli menjadi layanan (otomatis)," ujar Lee Young-jin, engineer sekaligus penasihat bisnis kecantikan custom AmorePacific.
Para analis mempercayai bahwa penggunaan AI sebagai pengganti konsultan manusia dapat mempercepat pengembangan produk dan mengurangi variabilitas.
Advertisement