OCA Bangga Asian Games 2018 Jadi Wadah Penyatuan Korea

Asian Games 2018 jadi momen perdana tim basket putri gabungan Korea turun bersama.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 16 Agu 2018, 11:45 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2018, 11:45 WIB
Asian Games 2018
Para pemain tim unifikasi Korea saat melawan Indonesia pada laga perdana Grup A basket putri Asian Games 2018. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Asian Games 2018 terbukti tak hanya sekadar ajang perebutan medali terbanyak yang melibatkan 45 negara. Multievent empat tahunan ini juga terbukti jadi momen penyatuan kedua negara yang pernah berseteru.

Sebelum Asian Games 2018, momen kedua negara menurunkan tim gabungan juga terjadi pada Olimpiade Musim Dingin 2018. Namun, saat itu hanya satu cabor yang dihuni tim unifikasi Korea, yakni hoki es.

Berbeda dengan Asian Games 2018 di mana terdapat tim unifikasi dalam tiga cabor, yakni basket, kano, dan dayung. Tim basket putri unifikasi Korea yang memulai petualangan lebih dulu dengan menghadapi Indonesia pada matchday pertama Grup A di Hall Basket Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (15/8/20180).

"Kami sangat bangga dan bergembira bahwa Asian Games bisa berkontribusi pada proses perdamaian di semenanjung Korea. Tim Korea yang bersatu membuat sejarah dengan berkompetisi bersama untuk pertama kalinya di Asian Games dan kami menantikan untuk melihat tim lain beraksi dalam beberapa hari mendatang," ujar Direktur Jenderal OCA, Husain Al Musallam.

Kesepakatan untuk membentuk tim gabungan terjadi pada pertemuan yang digagas OCA di Jakarta, 28 Juni 2018. Dari situlah tercetus keputusan untuk menurunkan tim gabungan dalam tiga cabor. Untuk cabor kano dan dayung akan digelar di Palembang.

 

Ajang Penyatuan

Suporter Korea dan Indonesia
Pendukung tim Korea ikut mengibarkan bendera Merah Putih saat menyaksikan laga putri Indonesia melawan Korea pada babak penyisihan Grup X Basket Putri Asian Games 2018 di Jakarta, Rabu (15/8). Indonesia kalah 40-108. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

"Pertandingan bola basket wanita membuktikan kekuatan olahraga untuk menyatukan manusia. Bukan hanya pemain dari Korut dan Korsel yang sama-sama, tapi juga para ofisial dan suporter. Melihat presiden dari dua Komite Olimpiade Nasional duduk berdampingan satu sama lain di area VIP adalah momen yang sangat penting," ia menambahkan.

Tak hanya OCA, suporter pun ikut senang melihat para pemain Korut dan Korsel bahu membahu dalam mencetak kemenangan 108-40 atas Indonesia. Mereka berharap penyatuan ini juga merembet ke berbagai bidang.

"Itu sangat hebat karena bisa melihat mereka bermain bersama di Asian Games 2018 dan saya harap mereka bisa menang. Tapi saya tak bisa memastikan. Jadi kami hanya bisa berharap yang terbaik. Ini adalah simbol dari persatuan Korea dengan mereka bermain bersama," kata Chong Mi, seorang suporter yang hadir di laga itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya