Menkeu Sebut RI Paling Cepat Lepas dari Jerat `Fragile Five`

Pemerintah mengklaim Indonesia merupakan negara yang paling cepat merespons kondisi anjloknya pasar keuangan global.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Mar 2014, 19:43 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2014, 19:43 WIB
chatib-basri-140219c.jpg
Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mengklaim Indonesia merupakan negara yang paling cepat merespons kondisi anjloknya pasar keuangan global dengan menelurkan kebijakan yang tepat. Hal ini dibandingkan negara yang masuk lima negara rentan (Fragile Five), yakni Brazil, India, Afrika Selatan dan Turki. 
 
Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, respons cepat atas kebijakan paket ekonomi jilid satu dan dua yang diterbitkan mulai pertengahan tahun lalu membawa Indonesia keluar dari fragile five. 
 
Seperti dikutip dari artikel The Economist, ekonomi Indonesia meraih momentum pertumbuhannya. Di antara negara-negara fragile five, Indonesia dianggap paling tahan banting. Kurs rupiah menguat 3,3% terhadap dolar AS atau yang tertinggi di antara mata uang negara berkembang lainnya. 
 
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melonjak ke level tertinggi selama empat bulan terakhir dengan aliran dana asing masuk bertambah US$ 1 miliar. Dana ini masuk ke pasar obligasi dan saham lokal.  
 
"Pekan lalu saya bertemu dengan investor di AS, mereka sangat apresiasi apa yang dilakukan dan kekonsistenan Indonesia. Makanya ada berita kita keluar dari basket fragile, jadi itu yang mengaibatkan situasinya seperti sekarang," terang dia di kantornya, Jakarta, Senin (10/3/2014). 
 
Investor, tambah Chatib melihat indikator penurunan defisit transaksi berjalan menjadi 3,2% dari PDB dan defisit neraca perdagangan yang berangsur-angsur membaik. 
 
"Indonesia dianggap negara paling cepat merespon dengan kebijakan, seperti menaikkan harga BBM di Juni 2013 sehingga investor percaya diri terhadap Indonesia. Sedangkan Turki baru menaikkan interest rate-nya sampai 400 basis poin di bulan lalu. Makanya saya kaget dengan pesan dari The Economist," tukas dia.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya