Produksi Gula Thailand Kalahkan Indonesia

Pengusaha mengingatkan pemerintah untuk segera mendorong perbaikan produksi gula dalam negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Apr 2014, 15:51 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2014, 15:51 WIB
kelola-cadangan-gula,-140119b.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha mengingatkan pemerintah untuk segera mendorong perbaikan produksi gula dalam negeri. Pasalnya, jika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 telah berlangsung, maka Indonesia akan kebanjiran gula produksi negara lain, seperti Thailand.

Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Tito Pranolo mengatakan, jumlah produksi gula nasional kalah jauh jika dibandingkan dengan Thailand. Saat ini, gula yang mampu dihasilkan oleh tiap pabrik di Thailand mencapai 13 ribu ton per hari. Sedangkan di Indonesia untuk satu pabrik, hanya mampu menghasilkan 3 ribu ton.

"Kalau MEA diberlakukan, maka kita akan bersing dengan Thailand. Kalau kapasitasnya saja sudah ketinggalan, maka kita tidak akan bisa bersaing," ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (28/4/2014).

Menurutnya, saat MEA berlangsung, maka ada dua komoditas paling sensitif yaitu beras dan gula. Jika kedua komoditas tersebut bisa bebas dijual antara negara-negara dikawasan ASEAN, maka Indonesia tidak akan mendapatkan untung apapun.

"Kalau beras yang diuntungkan itu Vietnam dan Thailand, sedangkan kalau gula itu Thailand. Level persaingannya dilihat mana yang lebih efisien, penggilingan disini atau di Thailand, kemudian juga bagaimana industrinya. Begitu dua sektor itu kalah, maka kita tidak akan menang dalam MEA. Makanya Indonesia berusaha agar dua komoditas ini tidak dimasukan MAE," jelasnya.

Saat ini, total kebutuhan gula nasional baik untuk industri dan kebutuhan konsumsi lebih dari 5 juta ton. Kebutuhan konsumsi sekitar 2,6 juta ton, sedangkan industri juga membutuhkan 2,5 juta ton, termasuk di dalamnya untuk industri besar yang mencapai 2,2 juta ton, dan industri kecil sebesar 3 ribu ton.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya