Pemerintah Berang Tanggul Raksasa Disebut Ancam Listrik Jakarta

Pemerintah mempertanyakan pernyataan PLN yang khawatir proyek Tanggul Raksasa ganggu pasokan listrik Jakarta.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 10 Okt 2014, 08:01 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2014, 08:01 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Pertambahan kebutuhan listrik di pulau Jawa yang cukup pesat, tidak dapat diimbangi pembangunan infrastruktur pembangkit oleh PLN. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sewot dengan anggapan yang menyebut pembangunan proyek Tanggul Raksasa (Giant Sea Wall) mengganggu pasokan listrik Ibukota.

Kepada Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Jumat (10/10/2014), Deputi Koordinasi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian, Lucky Eko Wuryanto mempertanyakan pernyataan PT PLN (Persero) yang khawatir terhadap proses pembangunan megaproyek bernilai Rp 500 triliun itu karena akan bersinggungan dengan dua fasilitas Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU).

Keduanya meliputi PLTGU Muara Karang dan Tanjung Priok berkpasitas total 4.000 Mega Watt yang dekat dengan proyek Giant Sea Wall. Kedua pembangkit tersebut merupakan tulang punggung pemasok listrik di Jakarta.

"Iya memang bersinggungan, terus kenapa? PLN saja dipercaya. Kenapa dia (PLN) merasa terancam? Implementasinya juga belum," kata dia dengan nada agak kesal.

Lucky menilai pemerintah telah mematangkan persiapan pembangunan Tanggul Raksasa atau proyek NCICD sudah cukup lama. Sehingga pemerintah tidak akan melakukan hal bodoh menggarap Giant Sea Wall dengan mengorbankan listrik di Ibukota.

"Masa kita sebodoh itu, ya nggak mungkin lah. Kita tidak mungkin buat program yang hanya menciptakan permasalahan baru," tegasnya.

Dia pun memastikan bakal melibatkan perusahaan pelat merah di bidang kelistrikan itu dalam proyek yang baru saja dilakukan groundbreaking dinding penahan air tahap A, kemarin (9/9/2014) di Teluk Utara Jakarta.

"PLN pasti dilibatkan secara langsung atau nggak langsung. Terpenting tujuan kita untuk integritas dari Ibukota Indonesia. Jangan mencari-cari (alasan) karena itu bukan strategis," cetus Lucky.

Sebelumnya, Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT PLN (persero) Murtaqi Syamsuddin mengatakan, kedua pembangkit yang bersinggungan itu sangat bergantung pada pasokan air laut sebagai media pendinginan. Artinya bila proses pendinginan tersebut terganggu akan menimbulkan dampak penurunan kinerja pembangkit.

"Itu yang perlu diperhatikan. Harapannya perencanaan Giant Sea Wall itu bekerjasama dengan PLN. Dalam desain pelaksanaanya harus hati-hati supaya jangan mengganggu kedua pembangkit itu terganggu," jelasnya.

Murtaqi menambahkan, pembangunan Tanggul Raksasa Laut untuk mencegah banjir rob tersebut harus dilakukan dengan hati-hati. Pasalnya, akan berakibat fatal jika kinerja kedua pembangit ini terganggu.

"Kalau pembangkit itu, pada DKI kehilangan 4 ribu megawatt (MW) apa gunanya pembangunan kalau tidak punya listrik. Ini perlu hati-hati," tutur dia. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya