Harga BBM Bersubsidi Diusulkan Jadi Rp 9.000

Komisaris Bank Permata, Tony P. menuturkan, bila harga BBM bersubsidi naik Rp 9.000 maka dapat tahan inflasi jadi 7%-7,5% pada 2014.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Nov 2014, 20:31 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2014, 20:31 WIB
BBM Bersubsidi Habis, SPBU Ini Tak Beraktivitas
Akibat sepi, tidak banyak aktivitas yang dilakukan sejumlah pegawai yang bertugas untuk mengisi premium, Jakarta, (29/8/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter sebelum Januari 2015. Anggaran subsidi BBM nantinya akan dialihkan kepada sektor yang lebih produktif.

Namun Komisaris Independen Bank Permata Tony Prasetiantono menilai kenaikan sebesar Rp 3.000 per liter akan membuat inflasi berada pada level 8 persen pada akhir tahun. Oleh sebab itu, dia mengusulkan agar kenaikan BBM ini hanya sebesar Rp 2.500 per liter.

"Kalau naik Rp 3 ribu, inflasi tembus 8 persen. Usul saya sebaiknya cukup Rp 2.500, itu maksimum. Karena dengan harga baru Rp 9 ribu akan lebih baik dibanding Rp 9.500. Inflasi bisa ditahan antara 7 persen-7,5 persen dan tidak menyebabkan BI rate naik. Kalau bisa Rp 2.500 lebih bisa diterima," ujar Tony dalam konferensi pers Indonesia Economic Outlook 2015 di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta, Rabu (12/11/2014).

Dia juga menyarankan agar kenaikan ini dilakukan pada bulan ini. Sebab jika dibiarkan tertunda lama sedangkan wacana kenaikannya terus bergulir, maka akan menimbulkan ketidakpastian bagi masyarakat.

"Di November lebih baik. Kalau pada Desember akan ada inflasi seasonal dimana banyak orang yang liburan. Tapi Desember akan lebih baik dari pada Januari, karena ada inflasi lagi dari curah hujan yang tinggi, macet, dan lain-lain," jelasnya.

Menurut Tony, inflasi yang ditimbulkan akibat kenaikan BBM juga diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Ini menjadi kelebihan inflasi di Indonesia dibanding inflasi di negara lain.

"Kalau di sini setiap kenaikan harga BBM bersubsidi inflasi sekali tembak, setelah itu turun lagi. Kalau di kita inflasi hanya di bulan itu saja. Ini kelebihan kita," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya