Kebijakan Baru Harga BBM Bikin RI Hemat Rp 200 Triliun

Anggaran subsidi energi Rp 60 triliun itu untuk membiayai kebutuhan subsidi elpiji, solar, minyak tanah dan lainnya.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 31 Des 2014, 17:09 WIB
Diterbitkan 31 Des 2014, 17:09 WIB
Serba Putih di Rapat Terbatas Ekonomi
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri) saat konferensi pers usai mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (30/10/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ruang fiskal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 semakin lebar dengan penghematan dari penetapan kebijakan baru harga bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah memperkirakan ada penghematan ratusan triliun rupiah pada periode tahun depan.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, kebijakan penghapusan subsidi Premium dan penerapan subsidi tetap bagi Solar akan menyisakan anggaran subsidi energi dalam APBN-P 2015 sebesar Rp 60 triliun.

"Awalnya anggaran subsidi energi di APBN 2015 sebesar Rp 276 triliun. Nanti di APBN-P tahun depan mungkin tinggal sekitar Rp 60 triliun, jadi (penghematannya) sekira Rp 200 triliun," ujar dia di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Sofyan merinci, anggaran subsidi energi Rp 60 triliun itu untuk membiayai kebutuhan subsidi elpiji ukuran 3 kilogram (kg), subsidi Solar, minyak tanah, biofuel dan lainnya.

"Subsidi Solar Rp 17 triliun, elpiji 3 kg sebesar Rp 30 triliun dan kita masih punya utang sama Pertamina, pembayaran carry over. Ini kami bayar juga," jelasnya. 

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, meski penghematannya sangat besar sampai Rp 200 triliun, namun pemerintah juga dihadapkan pada kondisi yang sulit.

"Pendapatan negara akan berkurang karena penurunan harga minyak, harga komoditas belum membaik, merosotnya target penerimaan pajak, sehingga postur APBN-P 2015 akan berbeda," imbuh dia. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya