Pertamina Ngaku Rugi Rp 2,2 Triliun dari Jualan Elpiji dan BBM

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang merinci kerugian tersebut terdiri dari Rp 348 juta untuk elpiji 12 kg dan BBM Rp 1,9 triliun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 02 Feb 2015, 19:38 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2015, 19:38 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengaku rugi hingga Rp 2,248 triliun terkait  penjualan elpiji non subsidi 12 kilogram (kg) dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sepanjang 2014.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang merinci kerugian tersebut terdiri dari Rp 348 juta untuk elpiji 12 kg dan BBM sebesar Rp 1,9 triliun.

"Jadi PSO (Public Service Obligation) dari kemarin rugi. Rugi PSO selama 2014," kata Ahmad, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/2/2015).

Menurut Ahmad, saat ini kerugian tersebut bisa dihilangkan, karena pemerintah telah mencabut subsidi pada premium dan menetapkan subsidi tetap pada solar. Selain itu konsumsi Pertamax juga mengalami peningkatan.

 "Kalau dampak bagi Pertamina kan Bagus, karena pertamax itu kan ga subsidi. Jadi saya punya untung," tuturnya.

Ahmad menambahkan, penerapan BBM penugasan untuk premium di luar Jawa, Madura dan Bali (Jamali) juga tidak membuat rugi Pertamina, meski tidak boleh mengambil untung besar.

" Terus Jamali dilepas ke Umum, Pertamina boleh untung. Ya mustinya nggak rugi. Kemudian yang luar Jamali, walaupun nggak boleh untung banyak, tapi diusahakan nggak rugi," pungkasnya. (Pew/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya