Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyatakan Indonesia belum siap menghadapi pasar besar ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) lantaran Indonesia masih menjadi pasar.
Rachmat menambahkan, saat ini Indonesia masih sibuk memikirkan kesiapan menghadapi perdagangan bebas tersebut delapan bulan menjelang penerapan MEA.
"Saya melihat banyak orang bertanya tentang MEA bagaimana kesiapan kami. Saya rasa itu sudah ada bagaimana kesiapan habis untuk diskusi," kata Rachmat, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (23/2/2015).
Advertisement
Rachmat mengungkapkan, saat ini yang harus dipikirkan adalah penerapan kesiapan Indonesia dalam menghadapi perdagangan bebsar tersebut.
"Saya melihat bagaimana implementasinya dari pada kesiapan kita, bagaimana daerah siap, juga pengusahanya. Menurut saya belum mempunyai pemikiran yang sama, realitanya kami belum siap," papar Rachmat.
Menurut Rachmat, Indonesia belum siap karena saat ini masih menjadi pasar, dan sektor industrinya masih belum mumpuni untuk bersaing.
"Bagaimana posisi pasar Indonesia, Indonesia hanya dijadikan pasar belum bisa mengola insentif bagi pengusaha, pakain bekas ilegal sudah bisa mematikan industri kecil. Produk ilegal lainnya belum bisa kita selesaikan belum lagi ekspor ilegal lainnya," ungkap Rachmat.
Karena itu, sektor industri yang mendorong pertambahan nilai harus ditingkatkan bersama dengan penataan aturan, agar Indonesia bisa siap menghadapai pasar bebas ASEAN.
"Bagaimana Indonesia masuki MEA, Asean plus China, apakah Indonesia siap hal itu apakah melemahkan atau kami bisa membangun pertambahan nilai. Kalau kami tidak atur sedemikian rupa melemahkan industri kecil," pungkasnya. (Pew/Ahm)